Berkah di Tengah Pandemi, Penjualan Produk Seni Teknik Cukil di Bali Naik

Penjualan naik meski tak banyak.

Husna Rahmayunita
Kamis, 29 Oktober 2020 | 20:21 WIB
Berkah di Tengah Pandemi, Penjualan Produk Seni Teknik Cukil di Bali Naik
Lie Ping Ping membuat stempel dengan teknik cukil, di Denpasar, (24/10/2020). (Antara/Ayu Khania Pranisitha)

SuaraBali.id - Pandemi Covid-19 nyatanya memberikan berkah tersendiri bagi sejumlah seniman di Bali, di mana penjualan produk seni meningkat.

Seperti yang dirasakan dua orang seniman Lie Ping Ping dan Ni Luh Pangestu. ini Keduanya berkolaborasi mengolah produk seni dengan teknik cukil.

Ni Luh mengaku, selama pandemi permintaan akan produknya bertambah meski tak banyak yakni 30 persen.

"Entah untuk konvensionalnya menurun, tapi justru untuk produk dari cukil ini naik walaupun enggak terlalu banyak. Ya mungkin karena semakin tertarik dengan cukil, selain karena seni grafis kan banyak definisinya," ujarnya saat dihubungi di Denpasar, Kamis (29/10/2020).

Baca Juga:Lewat Unggahan Ini, Anya Geraldine Mengaku Susah Move On dari Bali

Adapun jenis produk yang belakangan ini banyak dicari adalah stampel, kaos baju, masker dan tas.

Ni Luh Pangestu mengatakan untuk jumlah yang diproduksi tidak menentu, tergantung dari permintaan konsumen. Namun, produksi selalu dilakukan setiap hari tapi tidak dalam jumlah besar.

"Dalam satu hari kadang pesanan itu tidak menentu. Kadang kami juga ikut kegiatan bazzar, disitu ada yang laku dan pesan setelah liat di bazzar. Kita kadang sediakan barang yang ready seperti scarf 5 pcs, masker juga ada 20 pcs, pouch 10 pcs," jelas Pangestu.

Tak hanya menjual produk seni dengan teknik cukil, seniman asal Pulau Dewata itu juga banyak mengisi kegiatan workshop tentang berkesenian dengan teknik cukil. 

Sementara itu, Lie Ping Ping menjelaskan peningkatan penjualan 30 persen ini sangat membantu perekonomian khususnya bagi seniman di saat pandemi Covid-19.

Baca Juga:Cegah Klaster Baru Corona, Kunjungan Tempat Wisata Bali Dibatasi 50 Persen

"Dengan kerjasama ini cukup membantu, karena di awal Covid-19 terasa jebol banget dan semuanya ngerasain. Cuma perekonomian semuanya down tuh dan terasa banget. Kita tetap kreatif gini daripada diam tak berbuat apa-apa. Ya untuk keuangan mulai terbantu," ujar Ping ping.

Ia menambahkan banyak permintaan produk seni dari teknik cukil ini karena produk tersebut mulai menjadi permintaan yang penting dan memiliki nilai guna.

Dengan harga pasaran dari Rp25.000 untuk masker sampai paling mahal Rp250.000 untuk syal sepanjang 1,5 meter. Sedangkan kalau konvensional, kata Ping-ping, peminatnya sedikit karena harga produknya mahal bisa mencapai Rp1 juta - Rp2,5 juta

"Produk dengan teknik cukil ini bisa digunakan dan mereka butuh misalnya kayak masker dam stampel. Selain itu, banyak juga permintaan mengadakan workshop tentang teknik cukil ya mungkin sudah banyak yang mulai mencari kegiatan," ujarnya memungkasi. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini