Setelah lulus dari SMPN 15 Mataram, Ibah mendapat beasiswa untuk melanjutkan sekolah di SMA Arif Rahman Hakim di Kota Tangerang Jakarta. Ibah bersemangat. Sebab, SMA di Tangerang tersebut memang merupakan sekolah milik Jamaah Ahmadiyah pusat.
"Jadi saya SMA di Tangerang tinggal di kampung jamaah Ahmadiyah pusat," katanya.
Usai lulus SMA pada tahun 2017 silam, Hiba kemudian kembali ke Transito untuk menjalankan pendidikan S1 di Universitas Negeri Mataram (Unram). Ia memilih untuk berkuliah di mataram sebab tidak ingin jauh dari kedua orang tuanya.
Ia pun senang ketika mengetahui lulus murni di Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi, Unram lewat jalur SBMPTN.
"Saya senang lulus. Apalagi dapat pembayaran UKT itu grade 1. Kan murah tu bayar SPPnya cuma Rp500 ribu," ujar Ibah.
Menjadi Petani Seperti Orangtua
Selama empat tahun duduk di bangku kuliah Ibah pun merasa harus meneruskan jejak profesi kedua orang tuanya yang melakoni kehidupan sebagai seorang petani.
Kedua orang tua Ibah memang tekun bertani di lahan milik warga yang mereka sewa. Hal ini demi membiayai pendidikan Ibah.
Orang tua Ibah menjual lahan di Ketapang demi menyewa lahan milik warga di Desa Kekeri Kecamatan Gunungsari. Lahan seluas 200 meter persegi, Ayah Ibah menanam sayur-mayur.
"Ibu saya yang jualan ke pasar. Bapak yang tanam di Ketapang dekat bekas rumah yang dirusak dulu," katanya.