Kisah Ibah, Perempuan Jamaah Ahmadiyah yang Ingin Punya Rumah Layak dan Hidup Normal

Rumah yang ia tinggali bersama tiga saudara dan kedua orangtuanya itu dibakar oleh beberapa oknum tidak bertanggungjawab.

Eviera Paramita Sandi
Selasa, 21 Desember 2021 | 11:05 WIB
Kisah Ibah, Perempuan Jamaah Ahmadiyah yang Ingin Punya Rumah Layak dan Hidup Normal
Hibatunnur (22), perempuan jamaah Ahmadiyah saat menjadi pengajar bagi anak-anak Ahmadiyah di pengungsian. [Foto : Suara.com / Lalu Muhammad Helmi Akbar]

Mulai Sadar Didiskriminasi

Selama sekitar tiga tahun, Ibah merasa ada nuansa baru yang ia rasakan di tempat tersebut. Mulai bisa beradaptasi di rumah barunya.

Di Ketapang, ia dan keluarga mulai menyemai kehidupan baru. Namun, kehidupannya tetap berdampingan erat dengan hoaks soal jamaah Ahmadiyah.

"Tahun 2002 itu memang keluar dari Transito pindah ke Ketapang," kata Ibah.

Setelah insiden 2002 dia memang sempat indekos pada tahun 2004. Setelah itu Hiba bersama keluarga pindah menuju Ketapang.

"Tahun 2006 itu kembali ada insiden pelemparan di Ketapang," kata Ibah.

Usianya saat itu baru beranjak 7 tahun. Ingatannya amat kuat soal momen kelam kasus pelemparan yang meratakan rumah Hiba oleh segelintir orang.

"Lagi-lagi kasusnya mirip seperti di Lombok Timur," ujar Ibah.

Ibah mulai paham dengan kondisi yang dia alami tahun 2006. Insiden itu terjadi saat ia bermain. Kemudian, kata Ibah, Ia mendapat informasi bahwa akan ada orang yang akan merusak kampung Jamaah Ahmadiyah di Ketapang.

"Saya lari ke sawah waktu itu. Saya bahkan melihat langsung peristiwa perusakan itu di depan mata saya," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini