Rama sama halnya dengan penyanyi di layar televisi, atau di konser-konser, hanya saja panggung Rama berada di jalanan. Meski tetap was-was, Rama mengaku sejak menjalani karir sebagai biduan dangdut jalanan tidak sampai dilecehkan terang-terangan oleh para pria yang menonton pertunjukannya.
Dijaga Suami
Jurus Rama tetap aman dari pelecehan karena dia mengaku bisa menjaga diri dan berperilaku sopan selama melantunkan lagu-lagu yang di-request para penontonnya.
"Kita juga gimana-nya dulu kan. Kita kan emang bukan cewek liar juga kan, orang juga ngerti. Jadi enggak sembarangan,” tegasnya.
Hal lain yang membuat Rama terbebas dari aksi-aksi pria nakal selama bekerja di malam hari karena kerap didampingi oleh suami keduanya. Karena diawasi sang suami, orang-orang tidak berani untuk berbuat kurang ajar terhadapnya.
"Karena ada suami, jadikan sudah tahu gitu kan, ini bininya. Ini yang punya gitu," ujar Rama.
Bukan hanya Rama dan timnya yang mengais pundi-pundi rupiah di sepanjang trotoar Stasiun Jatinegara.
Berjarak, sekitar 50 meter dari lokasinya mangkal, berjejer puluhan pekerja seks komersial (PSK). Turut pula penjual minuman keras (miras) yang menjajakan dagangannya secara sembunyi-sembunyi.
Berada di lokasi itu dan berinteraksi dengan mereka, tak dipungkirinya kerap dipandang sebelah mata. Apalagi pengendara yang melintas, dapat saja langsung menghakiminya. Namun seperti yang dia tegaskan sebelumnya, dirinya bukan perempuan liar.
"Pasti (dipandang sebelah mata)," ujarnya.