Samar-Samar Dendangan Biduanita, Meski Kerap Dicolek Orang Mabuk Harus Tahan Banting

Sebelum pandemi Covid-19 menghantam, Rama dan timnya bisa mengantongi pendapatan kotor senilai Rp1 juta. Jumlah uang itu bisa didapatkan pada malam Minggu.

Eviera Paramita Sandi | Yaumal Asri Adi Hutasuhut
Senin, 11 Oktober 2021 | 19:05 WIB
Samar-Samar Dendangan Biduanita, Meski Kerap Dicolek Orang Mabuk Harus Tahan Banting
Penampakan dangdut gerobak di dekat Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur. (Suara.com/Yaumal)

Baginya, pandangan itu hanya dari orang-orang yang tidak mengenalnya. Di lingkungan tempat tinggalnya dan keluarga ya hal itu tidak berlaku.

"Saya sangat dihargai," kata Rama.

Biduan Jalanan Naik Kelas

Terlebih semenjak dia memiliki tiga unit gerobak yang dilengkapi perangkat untuk memutar musik dangdut, pandangan orang tentang Rama berubah.

"Justru semenjak aku kerja kayak gini, punya alat sendiri tiga, lebih dipandang. Dibanding yang dulu saat aku belum kerja, nganggur, jadi dipandang sebelah mata. Sekarang lebih dipandang oleh tetangga. Kalau di sini (di jalanan) pasti, (dipandang sebelah mata orang yang lewat)," ungkapnya.

Sementara itu, tiga buah hatinya juga tidak mempersoalkan profesinya. Kata Rama, sang anak tidak pernah malu dengan pekerjaan yang dijalani orang tuanya.

"Enggak pernah (malu). Alhamdulillah. Anak sama saya semuanya. Mereka tahu saya nyanyi," ujarnya.

Bersenang di Jalanan, Pulang Puyeng Lagi

Manisnya rupiah dari dendangan dangdut gerobak turut dirasakan Megi (35).

Dia adalah salah satu anggota timnya Rama, yang juga menjadi penyanyi sekaligus  keamanan,  jika ada  tamu yang berbuat iseng.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak