SuaraBali.id - Seminggu pasca Hari Raya Idul Fitri, masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) khususnya di Pulau Lombok biasanya merayakan hari Lebaran Topat.
Tradisi ini sudah berlangsung cukup lama dan bahkan masuk menjadi kalender event pemerintah daerah setempat.
Nama "Topat" sendiri merujuk pada ketupat, makanan khas yang terbuat dari beras yang dibungkus anyaman daun kelapa.
Bagi masyarakat Lombok, ketupat bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga simbol kebersamaan, pengampunan, dan kesucian setelah menjalankan ibadah puasa.
Baca Juga:Kronologi Warga Terkena Ledakan Petasan 8 Kilogram, Diotak-atik Langsung Terpental
Pemerintah Kota Mataram memusatkan perayaan lebaran Topat di dua lokasi yaitu di Makam Bintaro dan Makam Loang Baloq.
Rangkaian perayaan lebaran topat ini misalnya seperti ngurisan, zikiran, ziarah makam hingga pemotongan Topat Agung.
Selain itu, berbagai atraksi kesenian tradisional juga ditampilkan, menambah semarak suasana perayaan.
Di makam Bintaro Kecamatan Ampenan, sudah disiapkan topat agung seberat 7 kilogram.
![Topat Agung di Loang Baloq Kecamatan Sekarbela, Mataram, Nusa Tenggara Barat [Suara.com/Buniamin]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/07/80269-lebaran-topat.jpg)
Sedangkan di Makam Loang Baloq Kecamatan Sekarbela, juga disiapkan topat agung dengan ukuran yang sama.
Baca Juga:Tradisi Hindu di Tengah Ramadan: 114 Ogoh-Ogoh Meriahkan Mataram dengan Toleransi Tinggi
Selain itu, ketupat ukuran kecil yang nantinya akan diambil oleh masyarakat yang datang.