Arti dan Makna Kain Poleng Pembungkus Pohon di Bali

Kain bermotif kotak kotak dengan warna hitam dan putih ini disebut dengan kain Poleng.

Pebriansyah Ariefana
Senin, 21 Juni 2021 | 08:05 WIB
Arti dan Makna Kain Poleng Pembungkus Pohon di Bali
Kain Poleng

SuaraBali.id - Arti kain poleng dan makna kain poleng, pembungkus pohon di Bali. Bagi kamu yang pernah jalan-jalan ke Bali, pernah perhatikan pohon-pohon besar yang terbungkus dengan kain bermotif kotak-kotak berwarna hitam dan putih?

Kira-kira kenapa dibungkus dengan kain seperti itu ya? Jadi dalam masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu, ada alasan mengapa pohon-pohon ini dibungkus menggunakan kain tersebut.

Kain bermotif kotak kotak dengan warna hitam dan putih ini disebut dengan kain Poleng.

Makna dari kotak persegi ini adalah keseimbangan alam antara kanan-kiri, dan atas-bawah di mana jumlah kedua kotak warna ini sama banyaknya. Kain poleng sangat identik dengan masyarakat Bali terutama Hindu Bali, selain itu juga terdapat motif serupa di udeng Bali.

Baca Juga:Okupansi Kamar Villa di Bali Hanya 10%, Pelayanan Bintang 4 Harga Losmen

Terlihat dari pemakaiannya yang tidak biasa yaitu disakralkan, kain poleng pastinya menyimpan filosofi serta makna dibaliknya.

Layaknya unsur Yin dan Yang kain poleng pun memiliki makna yang serupa dimana menyimbolkan dua unsur bermakna kehidupan yang seimbang, layaknya ada kebaikan dan keburukan, malam dan siang, atas-bawah dan lainnya.

Seiring berkembangnya zaman kain poleng tak hanya memiliki dua warna melainkan juga terdapat warna abu-abu disebut juga kain Sudhamala.

Selain itu terdapat kain poleng bersifat triguna, merah melambangkan Rajas (energi atau gerak), hitam melambangkan tamas atau penghambat dan warna putih melambangkan Satwam yaitu kesadaran atau kebijaksanaan.

Kain poleng tridatu memiliki keselarasan dengan ajaran Tri Murti yaitu warna merah melambangkan Dewa Brahma sebagai Sang pencipta, putih melambangkan Dewa Siwa sebagai pelebur.

Baca Juga:Perayaan Hari Yoga Internasional di Bali

Sedangkan warna hitam melambangkan Dewa Wisnu sebagai pemelihara.Sehingga dalam hal ini berarti manusia harus menjaga keseimbangan agar kedamaian dan keharmonisan didapatkan dalam hidup.

Banyak masyarakat Bali yang meyakini penyematan kain poleng pada pohon menjadi tempat bersemayam sosok-sosok yang dapat menghitam-putihkan kehidupan dunia.

Hal lainnya yaitu pohon-pohon yang diikat dengan kaib poleng ini merupakan tempat yang angker, sehingga diberikan tanda berupa kain poleng pada objek tersebut ada para bhuta atau penunggu, kesakralan objek tersebut akan dijaga oleh masyarakat setempat dengan pemberian banten atau sesajen.

Selain itu juga dipercaya bahwa, kain poleng yang dililitkan pada pohon ini dipercaya sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan yang telah menciptakan pohon yang telah memberi banyak manfaat seperti oksigen, sumber makanan bagi manusia ataupun para hewan, serta nikmat manfaat lainnya.

Dengan melilitkan kain poleng di tubuh pohon, ini sama halnya untuk menjaga alam terutama pohon-pohon untuk terlepas dari penebangan Tak hanya dililitkan pada pohon tetapi juga pada patung-patung, dengan begitu patung tidak dihancurkan atau dipindahkan.

Pembuatan kain poleng sendiri tak memerlukan bahan kain khusus, namun pada umumnya masyarakat juga menggunakan kain poleng berbahan dasar sutra.

Itulah sekilas tentang kain poleng Bali, apabila filosofi kain poleng ini diaplikasikan dengan sungguh-sungguh dalam kehidupan maka keseimbangan, keharmonisan yang dituju akan tercapai dan dirasakan dalam hidup.

Kontributor : Kiki Oktaliani

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini