SuaraBali.id - Sebanyak 24 remaja terjaring razia lantaran melalukan aksi balap liar. Mereka merupakan pelajar dan dua orang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Polisi mengamankan para remaja tersebut saat balap liar di Jalan By Pass Suwung Denpasar Selatan (Densel), Jumat (25/9/2020) dini hari. Setelah digerebek, mereka pun hanya bisa terdiam.
Tak hanya mengamankan para pelajar, polisi juga menyita sepeda motor yang telah dimodifikasi dan uang taruhan.
"Yang kita temukan ada taruhan tapi tidak banyak bila dibandingkan dengan waktu sebelumnya. Sekarang yang disita 19 sepeda motor, delapan diantaranya sudah dimodifikasi serta uang taruhan senilai Rp156 ribu," ujar Kanit III Gasum Dit Sabhara Polda Bali, AKP Mesker Rafael saat dihubungi di Denpasar.
Baca Juga:Wisatawan Padati Pantai Sanur Bali di Tengah Pandemi Covid-19
Ia mengatakan dalam aksi balap liar dengan rute sejauh 350 meter tersebut, telah mengamankan 24 anak-anak di bawah umur.
Dua di antaranya siswa kelas 6 SD dan siswa kelas 3 SMP, sedangkan 22 orang lainnya berstatus siswa SMA atau SMK.
"Patroli ini sifatnya rutin, dan kita juga mendapat laporan bahwa masyarakat resah dengan suara motor yang mengganggu dari aksi trek-trekan anak-anak ini. Mereka beraksinya sering dini hari sekitar pukul 01.00 wita ke atas. Setelah tertangkap kita hanya bawa ke kantor dikasih binaan, arahan dan diambil tindakan oleh lalu lintas untuk ditilang," ucapnya.
Ia mengatakan anak-anak yang mengikuti balapan ini bukan berasal dari daerah dekat lokasi balap liar, namun beberapa tempat seperti Denpasar, Badung, Gatsu, Kerobokan dan Abiansemal.
Selain itu, para remaja dalam aksi balap liar ini tidak hanya beraksi di satu lokasi, melainkan berpindah-pindah untuk menghindari polisi.
Rafael menuturkan, para remaja ini juga terdiri dari beberapa kelompok balap liar yang berbeda-beda.
Selain itu, wilayah yang paling sering ditemukan ada aksi balap liar diantaranya di daerah Jalan Mahendradatta, sepanjang Bypass Ngurah Rai, Jalan Dewi Sri dan sepanjang Jalan Kerobokan menuju Jalan Nakula.
"Masa Covid-19 ini tidak mempengaruhi mereka melakukan aksi balap liar. Mereka ini juga punya intelejen khusus untuk tahu keberadaan polisi, kalau tahu ada polisi datang langsung kabur sudah. Sementara itu, kami juga mengandalkan intel untuk memantau pergerakan mereka," ucap Rafael.
Menindaklanjuti kejadian tersebut, polisi pun memanggil orang tua dari masing-masing pelajar. Para orang tua diminta mengawasi dan memberikan pembinaan kepada anak-anaknya agar tidak keluar rumah sampai pagi untuk ikut balap liar.
Bentuk antisipasi ke depannya dengan tetap melakukan patroli rutin, mengutamakan tindakan preventif dan minta kepada semua pihak, khususnya wilayah Denpasar dan Badung bersama-sama membantu agar aksi ini dapat diminimalisir.
"Mereka ini masih anak-anak kecil, belum ditangkap mereka angkat kepala sambil angkat motor ejek-ejek kita (polisi), giliran ditangkap seperti tikus kena air semua," katanya. (Antara).
Baca Juga:Fakta-fakta Penemuan Mayat Pria di Indekos Denpasar