SuaraBali.id - Kartel Sinaloa, salah satu organisasi pengendali perdagangan narkoba terbesar di dunia asal Meksiko, rupanya sudah beroperasi di Bali.
Hal ini diungkap Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Polisi Marthinus Hukom dalam kuliah umum di Auditorium Widya Sabha Universitas Udayana, Bali, Selasa (15/7/2025).
Kepala BNN mengungkap kartel Sinaloa yang berpusat di Meksiko itu masuk melalui pintu-pintu penerbangan, pelabuhan tradisional dan pelabuhan besar di Indonesia dengan modus yang beraneka ragam.
Martinus tidak menjelaskan secara rinci kapan dan bagaimana kartel tersebut beroperasi hingga tertangkap di Bali. Namun, dirinya memastikan sudah ada bukti kartel tersebut beroperasi di Bali.
"Kita sudah diintervensi oleh jaringan narkotika internasional, kami pernah menangkap satu jaringan kartel Sinaloa yang ada di Meksiko, mereka beroperasi di Bali dan sekitarnya," katanya.
Marthinus menjelaskan perubahan peta jaringan narkotika kartel Sinaloa itu dampak dari kebijakan politik internasional terutama imbas dari kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Dia memaparkan saat dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat untuk kedua kalinya, Trump langsung menempatkan kartel narkoba negara Amerika Latin menjadi organisasi teror internasional.
"Maka, pendekatan-pendekatan hukum terhadap kartel-kartel di Amerika Latin itu sangat mungkin berubah menjadi pendekatan hybrid, pendekatan perang atau pendekatan hukum yang disatukan," ujarnya.
Hal itu pun berdampak pada pergerakan kartel narkoba internasional, di mana akan berekspansi ke luar dari ruang yang ditutup oleh pendekatan-pendekatan di Amerika itu, salah satunya menjangkau Indonesia.
Baca Juga: Sasar Anak Muda, Pabrik Narkoba di Ungasan Pasarkan Narkoba ke Kafe Dalam Bentuk Vape
Lebih parah lagi, menurut Martinus, jika Donald Trump menempatkan kartel narkoba itu sebagai teroris asing dan diatasi dengan pendekatan antiteror, maka membuka ruang mereka akan mencari pasar lain termasuk di Indonesia.
Di samping itu, kata dia, efek globalisasi membuat batas-batas negara sangat bias, terutama dengan adanya media sosial. Perpindahan orang dari satu tempat ke tempat lain menjadi sangat gampang, bahkan bukan hanya perpindahan orang saja, tetapi perpindahan ide.
Martinus pun membaca fenomena itu dalam konteks Bali sebagai pusat turisme dunia. Pergerakan orang keluar masuk Bali, pergerakan barang dan pergerakan gagasan dari berbagai belahan dunia membawa dampak negatif maupun positif bagi Bali.
"Kalau yang masuk ke Bali adalah orang yang jahat atau gagasan yang jahat, maka barang tentu akan mencari orang yang bisa menjangkarkan ide kejahatan tersebut, agar diadopsi oleh negara kita, atau mereka meminta bantuan untuk memperlancar perilaku jahatnya," katanya.
Mantan Kepala Densus 88 Antiteror Polri itu mengungkap jaringan narkoba selain Kartel Sinaloa yang menyerbu Indonesia adalah jaringan narkoba Myanmar.
"Hari ini kita dikelilingi oleh produsen- produsen narkotika di dunia, yang paling dekat dengan kita adalah Myanmar, saya pakai istilah produsen narkoba yang berada di halaman rumah kita, mereka menggunakan jalur-jalur tradisional masuk ke Indonesia, sampai hari ini," pungkas dia.
Berita Terkait
-
Penggerebekan Rumah Terduga Pengedar Narkoba di Mataram Viral di Media Sosial
-
Dua Bule Ukraina Kasus Pabrik Narkoba di Bali Divonis 20 Tahun Penjara
-
Modus Pengelola Lab Narkoba di Bali, Masukkan Bahan Baku Dengan Cara Licik
-
Petrus Golose Wanti-wanti Ormas di Bali Soal Narkoba : Hati-hati, Saya Tindak
-
BNN Ungkap Bandar Sabu-sabu di Buleleng Berlindung di Balik Masyarakat, Ini Indikasinya
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran
-
Santunan dan Pemulangan Jenazah WNI Korban Kebakaran Hongkong Ditanggung Pemerintah