- Okupansi hotel di NTB turun pada September 2025 karena berakhirnya musim liburan.
- Hotel bintang turun 3,13 poin, sementara hotel non bintang mengalami penurunan 4,36 poin.
- Penurunan terbesar terjadi di Lombok Utara dan Barat, namun Mataram dan Loteng justru naik.
SuaraBali.id - September 2025 menjadi bulan penyesuaian bagi industri perhotelan di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Seiring berakhirnya periode puncak liburan, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data yang mengonfirmasi adanya perlambatan, ditandai dengan penurunan tingkat hunian kamar di hotel bintang maupun non-bintang.
Kondisi ini bukanlah anomali, melainkan cerminan langsung dari dinamika arus wisatawan yang masuk ke NTB.
Kepala BPS NTB, Wahyudin, menjelaskan adanya korelasi yang jelas antara okupansi hotel dengan jumlah kedatangan penumpang.
Baca Juga:Ada Layanan Fisioterapi di Puskesmas Mataram, Nyeri Otot Dan Sendi Bisa Ditangani
"Hal itu sejalan dengan penurunan penumpang yang datang melalui penerbangan domestik dan internasional serta kapal cepat ke Gili Tramena (akronim Trawangan, Meno, dan Air)," kata Kepala BPS NTB Wahyudin dalam keterangannya di Mataram, Selasa (4/11/2025).
Analisis Angka di Lapangan
Secara konkret, tingkat penghunian kamar hotel bintang tercatat turun 3,13 poin menjadi 45,67 persen.
Penurunan yang lebih dalam dirasakan oleh hotel non-bintang, yang terkoreksi sebesar 4,36 poin hingga mencapai 33,86 persen.
Menariknya, penurunan ini tidak terjadi secara merata. Wilayah yang paling merasakan dampaknya adalah Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Barat, yang sangat bergantung pada kunjungan wisatawan mancanegara.
Baca Juga:Istri dan Keluarga Jadi Tersangka Pembunuhan Berencana Brigadir Esco
Sebaliknya, beberapa daerah justru menunjukkan tren penguatan yang didorong oleh pasar domestik.
"Sementara terjadi kenalkan tingkat penghunian kamar di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Tengah, sejalan dengan kenaikan tamu domestik di NTB sebesar 0,19 persen," kata Wahyudin.
Meskipun tingkat hunian menurun, rata-rata lama menginap di hotel berbintang justru sedikit meningkat menjadi 1,95 hari.
Namun, tren sebaliknya terjadi pada hotel non-bintang yang mencatat penurunan tipis.
Dari sisi profil tamu, selama September 2025, hotel berbintang lebih banyak diisi oleh tamu domestik (59,12%), sedangkan hotel non-bintang justru didominasi oleh tamu mancanegara (57,25%).
Data ini memberikan gambaran jelas mengenai segmentasi pasar dan ketergantungan industri pariwisata NTB pada siklus musiman.