Turis Nangis Lihat Burung Mati di Bali, Gubernur Koster Diminta Larang Penembakan Liar

DPR RI mendesak Gubernur Bali buat Pergub larangan menembak burung liar, miriskan turis. Gubernur siap susun aturan, data satwa endemik, dan lindungi kelestarian.

Eviera Paramita Sandi
Senin, 27 Oktober 2025 | 14:27 WIB
Turis Nangis Lihat Burung Mati di Bali, Gubernur Koster Diminta Larang Penembakan Liar
Kunker Komisi IV DPR RI di BKSDA Provinsi Bali, Senin (27/10/2025) (suara.com/Putu Yonata Udawananda)
Baca 10 detik
  • Komisi IV DPR RI mendesak Gubernur Bali untuk segera menerbitkan peraturan larangan menembak burung liar.
  • Usulan ini muncul karena penembakan liar berdampak buruk bagi citra pariwisata, dicontohkan dari turis.
  • Gubernur Wayan Koster setuju dan akan segera menyusun Peraturan Gubernur untuk melindungi semua satwa.

SuaraBali.id - Gubernur Bali, Wayan Koster diminta untuk segera membuat Peraturan Gubernur untuk melakukan pelarangan terhadap penembakan burung liar di Bali.

Hal itu disampaikan oleh anggota Komisi IV DPR RI saat kunjungan kerjanya di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Senin (27/10/2025).

Dalam kesempatan itu, anggota Komisi IV DPR RI asal Bali, I Nyoman Adi Wiryatama mengungkapkan usulan terkait hal tersebut. Usulan itu juga berkaitan dengan pembahasan kunker mengenai satwa langka di Bali termasuk beberapa jenis burung.

“Untuk pak gubernur segera mungkin perlu pak gubernur terbitkan peraturan larangan menembak burung. Sebelum menjadi hama, larang semua,” ujar Adi saat diskusi tersebut.

Baca Juga:Duel Klasemen Sengit! Bali United vs Persita: Serdadu Tridatu Incar Poin Penuh di Kandang

Adi yang merupakan Mantan Ketua DPRD Provinsi Bali itu juga bahkan menceritakan jika dia pernah melihat turis yang miris melihat penembakan liar burung di Bali.

Dia bercerita jika turis sempat melihat anak kecil yang membawa seekor burung kecil dan sebuah senapan angin. Burung tersebut sudah mati ketika dibawa anak tersebut.

Momen miris itu berlanjut ketika anak itu hanya menggunakan burung tersebut sebagai mainan.

“Karena daerah pariwisata saya pernah melihat turis itu nangis. Nangis ada orang membawa burung, anak kecil membawa senapan dan bawa burung kecil mati,” tuturnya.

“Turisnya teriak-teriak “you eat it? No no” (Kamu makan itu? Tidak), dia bilang untuk mainan aja, nangis turisnya,” tambah Adi.

Baca Juga:Alarm Banjir di Bali Belum Siap, Warga Diminta Andalkan Medsos

Sementara itu, Koster menanggapi dengan menyatakan kesiapan dirinya untuk membuat peraturan soal penembakan liar terhadap burung dan satwa lain. Peraturan itu nantinya akan dituangkan melalui peraturan gubernur.

Peraturan Gubernur itu nantinya juga akan menghimpun penangkaran hewan langka yang juga menjadi pembahasan dalam kunker tersebut.

“Saya akan segera merencanakan menyusun Peraturan Gubernur Bali dari sisi peraturannya supaya bisa ditangkar melibatkan masyarakat dan melindungi, termasuk tidak boleh menembak,” tuturnya.

Selain itu, Koster juga mengutarakan niat untuk mendata keberadaan hewan endemik Bali. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi satwa di Bali dari kepunahan.

Beberapa jenis burung tercatat masuk dalam kategori langka seperti Burung Perkici Dada Merah dan Burung Kakatua Jambul Kuning.

“Jadi kami akan segera mendata keberadaan satea endemik Bali ini, Di Bali memang cukup banyak, ada Jalak Bali, ada Nuri, ada Perkici ini, ada juga yang lain itu yang harus kami datakan. Ini merupakan anugerah yang luar biasa diberikan kepada alam Bali ini,” paparnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini