- BPBD Bali minta warga pakai alternatif lain (medsos, WA) sebelum alarm peringatan banjir terpasang.
- Alarm banjir tak bisa dipasang cepat karena butuh perencanaan matang dan juga anggaran pemerintah.
- Pemasangan alarm tak asal bunyi, harus ada perencanaan evakuasi kapan & di level air berapa.
SuaraBali.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali meminta masyarakat menggunakan alternatif lain sebelum banjir melanda.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Bali I Gede Agung Teja Bhusana Yadnya merespons keinginan Gubernur Bali Wayan Koster agar sistem atau alarm peringatan dini banjir dipasang sebelum Bali memasuki puncak musim hujan akhir tahun hingga awal tahun mendatang.
“Ya pakai alternatif lain dulu, karena peringatan dini itu kan memang kebutuhan, tapi kan tidak bisa serta merta pasang, karena ada perencanaannya juga, penganggarannya, baru nanti eksekusi,” kata dia di Denpasar, Jumat (24/10/2025).
Salah satu alternatif yang disebut bisa digunakan adalah media sosial atau informasi di jejaring WhatsApp (WA), bahkan untuk lingkup lebih kecil bisa memanfaatkan kulkul banjar untuk memberi peringatan.
Baca Juga:Dana Daerah 'Nganggur' Rp2,27 Triliun? Badung Bantah Keras Klaim Menkeu
Ia mengatakan bahwa yang terpenting adalah kesadaran potensi bencana, dimana berkaca dari pengalaman banjir besar bulan lalu informasi peringatan dini hujan lebat sudah beredar, sehingga semestinya dari sana sudah dapat diantisipasi masing-masing.
Terkait alarm peringatan dini banjir sendiri, Teja Bhusana mengatakan ia termasuk yang berupaya agar sistem alarm segera terwujud, baik dianggarkan BNPB maupun Pemprov Bali, namun tidak dapat dalam waktu singkat.
Ia juga tidak dapat menjamin sistem tersebut tersedia saat musim hujan akhir tahun nanti, pun jika hendak didatangkan, pemerintah daerah perlu menyiapkan perencanaan terlebih dahulu sebelum memasang.
Artinya, membutuhkan waktu lagi.
“Ya perencanaannya juga di setiap daerah bisa beda karakter ya, nanti kan tidak asal bunyi alarm, kalau bunyi alarm lalu bagaimana, ini harus dipahami dulu, prosedur evakuasi seperti apa, kapan bunyinya, di meter berapa, itu ada perencanaannya dulu, ada perhitungannya, kemudian nanti baru eksekusinya,” ujar Teja Bhusana.
Baca Juga:Dana Nganggur Rp 234 Triliun: Menteri Purbaya Ultimatum Pemda, Termasuk Badung
Ide pemasangan peringatan dini banjir hadir setelah Bali mengalami banjir besar yang hulunya dari sungai-sungai, sehingga Pemprov Bali meminta dukungan pusat dalam pemasangan sistem peringatan, setidaknya di empat titik sungai utama.