Dalam 2 Pekan Ada 18.503 Sambaran Petir di Bali, Terbanyak di Tabanan

Ia merincikan bahwa ada 15.979 sambaran petir dari awan ke tanah (cloud to ground/CG) dan sisanya sebanyak 2.524 sambaran petir di dalam awan (intracloud/IC).

Eviera Paramita Sandi
Kamis, 18 September 2025 | 14:38 WIB
Dalam 2 Pekan Ada 18.503 Sambaran Petir di Bali, Terbanyak di Tabanan
Ilustrasi sambaran petir (Freepik/macrovector)
Baca 10 detik
  • Selama masa tanggap darurat di Bali terjadi belasan ribu petir
  • Petir yang menyambar termasuk yang berbahaya
  • Paling banyak terjadi di Tabanan 

SuaraBali.id - Sebanyak 18.503 sambaran petir yang terjadi pada 8-14 September 2025 atau selama pra dan saat masa tanggap darurat bencana banjir di Bali. 

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) petir yang menyambar ke tanah lebih banyak.

“Sambaran petir dari awan ke tanah lebih banyak,” kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Rully Oktavia Hermawan di Denpasar, Bali, Kamis (18/9/2025).

Ia merincikan bahwa ada 15.979 sambaran petir dari awan ke tanah (cloud to ground/CG) dan sisanya sebanyak 2.524 sambaran petir di dalam awan (intracloud/IC).

Baca Juga:Status Tanggap Darurat di Bali Dicabut, Koster Putuskan Tak Memperpanjang

Dijelaskan BMKG bahwa petir dari awan ke tanah merupakan jenis petir yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan bangunan, kebakaran hingga kematian.

Dari sebanyak 15.979 petir CG itu, petir dari awan ke tanah positif (CG+) atau petir dengan muatan positif dengan ciri sambaran tunggal sebanyak 5.857 dan petir dari awan ke tanah negatif (CG-) atau petir dengan muatan negatif dengan ciri sambaran bercabang banyak mencapai 10.122 sambaran petir.

Terbanyak di Tabanan

Sambaran petir di Bali ini paling banyak terjadi di Kabupaten Tabanan sebanyak 8.265 sambaran petir, Badung (2.390), Buleleng (1.921), Gianyar (826), Klungkung (821), Kota Denpasar (688), dan daerah lain dengan jumlah lebih sedikit.

Banyaknya petir yang terjadi di Kabupaten Tabanan mengindikasikan tingginya potensi pembentukan awan konvektif atau awan hujan di wilayah itu.

Baca Juga:Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali

Ada pun awan cumulonimbus (CB) merupakan awan yang paling sering menghasilkan sambaran petir.

Menurut BMKG, ditinjau dari segi kerapatan wilayah, aktivitas petir itu termasuk kategori rendah yakni kurang dari delapan sambaran petir per kilometer persegi dan di atas 16 sambaran petir per kilometer persegi untuk kategori tinggi.

Sebelumnya, banjir besar dan tanah longsor bersamaan terjadi di tujuh kabupaten/kota di Bali yakni di Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, Tabanan, Klungkung, Bangli, Karangasem dan Jembrana pada Rabu (10/9) dini hari setelah hujan lebat mengguyur sejak Selasa (9/9/2025).

Menurut BMKG, pada periode tersebut terjadi curah hujan ekstrem dengan intensitas mencapai 380 milimeter dalam sehari atau setara curah hujan satu bulan penuh.

Gubernur Bali Wayan Koster menyebutkan bencana alam itu diperkirakan tidak pernah terjadi sejak kurun waktu 70 tahun terakhir yang mengakibatkan 18 orang tewas dan empat korban lainnya masih dalam pencarian hingga saat ini karena dilaporkan hilang.

Saat ini, Pemerintah Provinsi Bali telah mencabut status tanggap darurat banjir per Rabu (17/9) dan memasuki tahap pemulihan. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini