Wacana Kuota Haji Dipangkas 50 Persen, Mimpi Calon Jemaah Terancam Pupus

Hal ini menjadi salah satu alasan pemerintah Arab Saudi mewacanakan mengurangi kuota haji sebesar 50 persen.

Eviera Paramita Sandi
Kamis, 19 Juni 2025 | 16:36 WIB
Wacana Kuota Haji Dipangkas 50 Persen, Mimpi Calon Jemaah Terancam Pupus
Jemaah haji asal Nusa Tenggara Barat (NTB) yang baru pulang dari Tanah Suci [Suara.com/Buniiamin]

Meksi bukan ranah pemerintah daerah, namun wacana pengurangan kuota ini tidak dilakukan.

Karena kasihan jamaah yang baru daftar harus menunggu lebih lama lagi.

“Itu ranahnya pemerintah pusat ya,” ungkapnya.

Ia mengatakan, melihat animo masyarakat yang daftar pelaksanaan ibadah haji cukup tinggi. Masa antrean di Kabupaten Lombok Tengah mencapai 34 – 35 tahun.

Baca Juga:11 Jemaah Haji Asal NTB Meninggal di Tanah Suci, Kebanyakan Karena Penyakit Jantung

“Kalau daftar hari ini harus nunggu sampai 35 tahun,” katanya.

Masa antrean yang cukup lama ini mempengaruhi kondisi fisik jamaah yang sudah daftar.

Artinya, ketika mendapatkan kuota usianya sudah termasuk lanjut sehingga masuk ke jamaah dengan kategori risiko tinggi.

“Kalau laksanakan ini kan kerja fisik. Ini berat. Maka kami tidak setuju. Kita berharap untuk kebaikan umat muslim,” katanya.

Tak Ada Pembahasan Resmi

Baca Juga:Setelah Perjalanan Haji ke Tanah Suci, Ivan Gunawan Kaget Melihat Dirinya Sendiri

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar memastikan bahwa saat ini belum ada pembahasan resmi kuota haji 2026 dengan otoritas Arab Saudi.

Hal ini ditegaskan Menag menyusul adanya info pengurangan kuota haji Indonesia hingga 50 persen yang sempat viral di media sosial beberapa hari terakhir.

“Saya tidak pernah mendengarkan isu itu. Beberapa kali kami rapat, tidak pernah ada pembahasan seperti itu,” ujar Nasaruddin saat ditemui di Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz, Madinah, Kamis siang (12/6), sesaat sebelum melepas kepulangan jemaah haji asal Lombok Tengah ke Tanah Air.

Pernyataan itu disampaikan untuk meredam keresahan publik yang berkembang di tengah fase pemulangan jemaah, terutama setelah muncul spekulasi liar terkait rencana pengurangan kuota haji secara drastis pada musim mendatang.

Menag menegaskan bahwa hubungan bilateral Indonesia dan Arab Saudi dalam hal penyelenggaraan ibadah haji tetap berlangsung baik dan profesional. Tidak ada indikasi penurunan kuota dari pihak manapun.

“Hubungan kita dengan pemerintah Saudi Arabia sangat baik. Memang ada kekurangan, tapi semua negara juga punya kelemahan. Tidak ada yang sempurna,” tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini