Angin diperkirakan bertiup dari arah barat daya-barat dengan kecepatan hingga 40 kilometer per jam dan tinggi gelombang laut diperkirakan hingga tiga meter di perairan selatan Bali, Selat Bali, dan Selat Lombok.
Berdasarkan prakiraan BBMKG Denpasar, kondisi cuaca itu disebabkan oleh Madden Julian Oscillation (MJO) atau gelombang osilasi non-seasonal terpantau aktif dalam fase lima di Samudera Hindia yang memberi kontribusi pembentukan awan hujan di Indonesia.
Kemudian, pola konvergensi angin berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan.
Selain itu, ada pola belokan angin yang mendukung pertumbuhan awan hujan, suhu muka laut di sekitar wilayah Bali berkisar 29-30 derajat Celcius dan massa udara basah terkonsentrasi mulai dari lapisan permukaan hingga lapisan 200 milibar atau sekitar 12.000 meter.
Baca Juga:4 Ribu Pemudik Diprediksi Tidak Terangkut Sebelum Pelabuhan Gilimanuk Ditutup Saat Nyepi
BMKG mencatat kondisi angin dan gelombang laut berisiko terhadap keselamatan pelayaran.
Pengguna perahu nelayan diminta mewaspadai kecepatan angin lebih dari 15 knot atau sekitar 27 kilometer per jam dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
Kemudian, operator kapal tongkang dianjurkan waspada saat angin berkecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.
Sedangkan, operator kapal feri diminta mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. (ANTARA)
Baca Juga:Rencana Pemkot Denpasar Mengantisipasi Kepadatan Saat Parade Ogoh-ogoh