SuaraBali.id - Penjualan minyak goreng merek MinyaKita mulai dari tingkat distributor sampai pengecer yang terindikasi kurang takaran dalam kemasan 1 liter kini ditelusuri oleh Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat.
"Terkait adanya kekurangan takaran ini masih kami selidiki," kata Direktur Reskrimsus Polda NTB Kombes Pol. Fx. Endriadi, Kamis (14/3/2025).
Saat ini polisi menjalin koordinasi dengan pihak terkait yang tergabung dalam Satgas Pangan NTB, seperti dinas perdagangan, BPOM, dan dinas kesehatan.
Dalam tahap penyelidikan sudah mendapatkan sampel MinyaKita yang kurang takaran dalam kemasan 1 liter.
Baca Juga:Kecelakaan di Mataram Selama Ramadan Tinggi, Korban Meninggal Rata-rata Anak Muda
Namun saat ini belum ada tindakan secara hukum atas temuan tersebut, mengingat saat ini dalam momentum Ramadan.
"Kami hanya ambil sampel saja, untuk penindakan, kami tidak lakukan, khawatirnya nanti stok berkurang," ujarnya.
Pihaknya hanya mengimbau pihak distributor dan pengecer di NTB untuk tidak menjual minyak goreng dengan harga melebihi HET.
Bukan hanya menemukan sample, Polda NTB juga berkoordinasi dengan Mabes Polri dan jajaran polda di Pulau Jawa perihal asal pendistribusian kemasan MinyaKita ukuran 1 liter tersebut.
"Seperti kita ketahui, pengurangan takaran itu dari perusahaannya langsung, makanya kami koordinasi juga dengan mabes dan polda jajaran di Pulau Jawa," ucap dia.
Baca Juga:Akui di Provinsi Pas-pasan, Gubernur NTB Rela Tak Ganti Mobil Dinas Mewah
Sedangkan soal isu Minyakita yang dioplos minyak curah, Endiradi memastikan hal tersebut masih dalam pendalaman lapangan.
"Kalau ada, kami akan lakukan uji laboratorium terlebih dahulu," ujarnya.
Endriadi mengatakan kasus yang muncul dalam skala nasional ini, Polda NTB turut melakukan pengawasan lapangan agar ketersediaan minyak goreng yang menjadi bagian dari kebutuhan pokok masyarakat tetap terjaga.
Tak Sesuai Takaran
Sebelumnya, Dinas Perdagangan Kota Mataram melalui Bidang Metrologi melakukan pengecekan volume minyak goreng merek Minyakita di pasar tradisional Kebon Roek. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan produk Minyakita versi isi ulang atau pouch yang dijual tidak sesuai dengan ukuran yang tertera.
Kepala Bidang Metrologi pada Dinas Perdagangan Kota Mataram I Nengah Dharma Putra mengatakan pengurangan volume ini bukan dilakukan oleh pedagang melakukan perusahaannya.
Karena produk Minyakita ini tidak hanya diproduksi oleh satu perusahaan saja.
"Ini dari perusahaannya dan perusahaannya di luar kan," katanya Selasa (11/3/2025).
Ia mengatakan, ada volume ambang batas yang bisa ditoleransi. Pasalnya dalam kemasan Minyakita sudah tertera volumenya 1 liter. Hanya saja pada saat diukur, kurang dari jumlah yang tertera.
Misalnya, Minyakita yang diproduksi oleh CV. Wukir Panca tertulis seberat 1 liter. Namun saat diukur volumenya yaitu 820 ml. Tidak itu saja, Dinas Pedagangan memeriksa dua minyak kita lagi yang diproduksi oleh perusahaan yang berbeda.
"Ada batas ambang toleransi 15 ml. Kalau aturannya begitu dan kalau 5 ml itu bisa lah. Kan itu beberapa tetes," katanya.
Konsumen Dirugikan
Terkait dengan penarikan atau tidaknya Dinas Perdagangan akan melakukan koordinasi terlebih dahulu.
Sementara itu, Kepala Bidang Bahan Pokok dan Penting, Sri Wahyunida mengatakan dari tiga bungkus Minyakita yang diperiksa hanya satu yang disebut sesuai takaran.
Salah seorang konsumen saat ditemui ketika berbelanja di Pasar Kebon Roek, Nira mengaku kaget dengan temuan Dinas Perdagangan. Sebagai ibu rumah tangga yang juga menggunakan merek tersebut merasa dirugikan.
"Saya merasa dirugikan. Karena di kemasan ditulis 1 liter. Pas diukur ternyata beda dan cukup jauh dari takaran yang tertera," katanya.
Dengan temuan ini, ia berharap Pemda bisa ambil langkah tegas. Artinya, Minyakita yang diproduksi oleh perusahaan bersangkutan ditarik dari pasaran. Jika dibiarkan lebih lama, maka akan merugikan para konsumen yang saat ini banyak membeli minyak kita.
"Semoga segera ditarik dari pasar deh Minyakita yang diproduksi oleh perusahaan yang mengurangi jumlah takarannya. Kita sudah beli aja dengan harga yang sama tapi takaran berbeda," harapnya.