Belasan Balita di Lombok Timur Meninggal Karena Pneumonia Dan TBC

Penyakit pneumonia merupakan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang sangat berbahaya.

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 19 Februari 2025 | 15:38 WIB
Belasan Balita di Lombok Timur Meninggal Karena Pneumonia Dan TBC
Ilustrasi Anak Sakit Pneumonia (Freepik)

SuaraBali.id - Belasan balita meninggal akibat penyakit pneumonia dan tuberkulosis (TBC) pada 2024.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencatat dari 15 balita yang meninggal dunia akibat pneumonia dan TBC itu, 12 diantaranya berusia di bawah satu tahun dan satu anak di bawah lima tahun.

"Sebanyak 15 anak meninggal dunia akibat pneumonia dan TBC pada 2024," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit serta Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Lombok Timur Budiman Satriadi di Lombok Timur, Rabu.

Penyakit pneumonia merupakan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang sangat berbahaya, terutama bagi balita. Tak hanya pneumonia, kasus TBC juga telah merenggut nyawa dua anak.

Baca Juga:Masyarakat Bali Diajak Periksa Bila Temukan Gejala TBC, Biaya Ditanggung BPJS Dan Global Fund

"Kedua penyakit ini menjadi perhatian serius kami, karena dampaknya yang sangat fatal jika tidak ditangani dengan cepat," katanya.

Kendati angka kematian akibat pneumonia dan TBC ini tinggi namun kedua penyakit ini di Lombok Timur masih cukup rendah.

"Penemuan kasus pneumonia hanya 48 persen, TBC 51 persen, dan diare 54 persen," katanya.

Faktor menyebabkan penyakit tersebut, kata dia, antara lain masih minimnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang penyakit-penyakit itu. TBC dan diare sering disebut sebagai silent disease, karena gejalanya tidak selalu terlihat jelas.

"Anak mungkin terlihat sehat, tetapi jika tidak ditangani dengan cepat, penyakit ini dapat berakibat fatal," katanya.

Baca Juga:10 Titik Tambang Ilegal di Lombok Timur Dipasangi Garis Polisi

Ia meminta masyarakat waspada terhadap gejala penyakit tersebut dan melakukan pencegahan seperti menjaga kebersihan lingkungan, menghindarkan anak dari paparan asap rokok di dalam ruangan, serta memastikan rumah memiliki ventilasi dan pencahayaan yang memadai.

"Lingkungan rumah yang lembab, pengap, dan kurang cahaya, dapat meningkatkan risiko pneumonia dan TBC. Sementara itu makanan dan minuman yang tidak higienis dapat memicu diare," jelasnya.

Masyarakat juga diimbau segera ke fasilitas kesehatan (faskes) jika menunjukkan gejala-gejala seperti batuk berkepanjangan, sesak napas, demam, atau diare.

"Kenali gejala dan bahayanya. Jangan menunda-nunda untuk memeriksakan anak ke tenaga medis jika ada tanda-tanda penyakit tersebut," katanya. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini