SuaraBali.id - Musim hujan memperparah keadaan sejumlah jalan dan jembatan di Kilo Kabupaten Dompu menuju Sanggar dan Soromandi di Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Saat ini keadaannya rusak dan sebagian hampir terputus.
"Kondisi ini sudah bertahun-tahun kami alami, apalagi kalau lagi musim hujan seperti ini," kata Camat Kilo Rusdi di Dompu, Selasa (29/1/2025).
Kondisi ini diperparah dengan kondisi cuaca yang hujan dan alam yang semakin gundul hingga terjadinya banjir, abrasi dan longsor.
"Saat musim hujan, banjir hampir di setiap desa, longsor, pohon tumbang, abrasi (banjir rob) di pesisir dan kubangan air dimana-mana," ujarnya.
Baca Juga:Syarat Mengikuti Pemeriksaan Kesehatan Gratis Saat Ulang Tahun di NTB
Cuaca seperti ini membuat aspal terkikis dan berlubang. Begitu juga dengan kondisi jembatan yang patah.
"Belum lagi cuaca ekstrem, pasti terjadi abrasi, sebab sebagian besar area jalan dan jembatan di Kilo berada di pinggir pantai," katanya.
Menurut Kepala Desa Mbuju, Kecamatan Kilo Sulaiman kerusakan jalan dan jembatan di desanya tiap tahun meningkat.
"Sejak saya menjabat per 4 Januari 2024 hingga sekarang, jalan dan jembatan di sini semakin rusak, bahkan ada yang sudah jebol," katanya.
Awalnya hanya empat titik (dua jalan dan dua jembatan rusak). Sekarang sudah bertambah tiga sampai empat jalan, jembatan dan tanggul sungai jebol.
Baca Juga:Makan Siang Gratis di Mataram, Siswa Banyak Tak Habiskan: Rasa Hambar dan Pedas Jadi Alasan
"Kebetulan di desa kami jalan dan jembatan paling banyak rusak. Padahal, desa ini akses keluar masuk utama di kecamatan ini," ujar Sulaiman.
Senada dengan itu, Kepala Desa Kramat Mutlak mengaku di wilayahnya juga terjadi banjir di mana-mana, juga ancaman longsor dan pohon tumbang.
Kondisi jalan di desanya sangat berbahaya, karena selain dipenuhi bebatuan, tanah dan jembatan yang ada banyak yang hampir terputus, seperti jembatan di Dusun Enca, Rasta Lo dan Soro Kilo.
"Kondisi ini akan diperparah dengan musim panen jagung. Karena truk dan kendaraan lainnya akan bermuatan dengan kapasitas besar," katanya.
Kerusakan ruas jalan dan jembatan Simpang Kore-Kiwu belum tersentuh perbaikan, bahkan ada yang hampir 10 tahun hancur, namun tak kunjung diperbaiki, seperti jembatan di Dusun Mbuju dan jembatan di pasir putih so panihi. Sementara salah satu jembatan yang baru diperbaiki pada pertengahan tahun 2024, sudah rusak.
Kerusakan jalan ini bahkan juga terjadi di dekat lokasi wisata Toro Matompo juga bolong-bolong. Jalan dan jembatan di depan SMAN 2 Kilo juga sering dikeluhkan.