Guru di SDIT Mataram Diduga Cabuli 5 Siswanya

5 murid SDIT di Mataram diduga jadi korban pelecehan seksual oleh guru. Terduga pelaku telah diberhentikan & kasus sedang diselidiki Polresta Mataram. LPA dampingi korban.

Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 25 Januari 2025 | 12:16 WIB
Guru di SDIT Mataram Diduga Cabuli 5 Siswanya
Ilustrasi pencabulan anak

SuaraBali.id - Lima orang murid diduga menjadi korban pelecehan seksual pada salah satu Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Menurut Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Mataram Joko Jumadi pelakunya adalah guru di sekolah tersebut.

"Informasinya, total ada lima murid yang jadi korban pelecehan, sedang terduga yang melakukan perbuatan asusila tersebut adalah seorang guru pada SDIT tersebut," kata Joko, Sabtu (25/1/2025).

Pihak SDIT sendiri telah mengambil langkah tegas dengan memberhentikan terduga pelaku sebagai tenaga pengajar.

Baca Juga:Makan Siang Gratis di Mataram, Siswa Banyak Tak Habiskan: Rasa Hambar dan Pedas Jadi Alasan

"Jadi, kami juga komunikasi dengan pihak sekolah, gurunya (terduga pelaku) sudah diberhentikan. Hanya saja, langkah itu tidak akan menghentikan proses hukum," ujarnya.

Proses hukum dari kasus ini, kata dia, sedang berjalan di tahap penyelidikan Kepolisian Resor Kota (Polresta) Mataram.

Joko mengatakan sudah ada empat dari lima korban yang menjalani pemeriksaan di tahap penyelidikan kepolisian.

"Korban ini sempat dikhawatirkan tidak mau melapor dan tidak mau diperiksa, makanya kami dari pihak LPA memberikan pendampingan," ucap dia.

Selain mendampingi proses hukum, Joko memastikan pihaknya tetap memperhatikan dampak dari akibat perbuatan terduga pelaku terhadap korban dengan memberikan penguatan psikologis.

Baca Juga:Banjir NTB: Kantor Bupati & Masjid Agung Terendam, 4.088 KK Terdampak

Kepala Satreskrim Polresta Mataram AKP Regi Halili mengatakan bahwa kasus ini berawal dari adanya laporan salah satu orang tua korban. Pemeriksaan terhadap pelapor dan juga korban yang masih usia anak sudah berjalan

"Untuk memperkuat laporan, kami butuh minimal dua saksi lain. Karena informasi penyelidikan di lapangan ada lima korban. Ini semua sedang proses," kata Regi.

Pelaku yang adalah seorang guru tersebut diduga melakukan perbuatan cabul dengan memegang sejumlah bagian sensitif korban, namun tidak sampai pada perilaku persetubuhan. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini