SuaraBali.id - Bicara soal makanan khas Bali, yang ada dibenak kalian pasti terbesit Sate Lilit. Sesuai dengan namanya yaitu “Lilit” makanan khas Bali ini merupakan sate yang dibelit dalam bentuk lonjong pada bambu.
Makanan ini awalnya adalah makanan khas daerah Klungkung, namun seiring berjalannya waktu Sate Lilit mulai tersebar di beberapa daerah Bali.
Selain rasanya yang enak Sate Lilit juga praktis untuk dikonsumsi karena tidak memerlukan bumbu tambahan lainnya.
Sate ini memiliki tampilan yang berwarna emas kekuningan yang berasal dari bumu kunyit yang dicampur dengan adonan daging. Cita rasa makanan ini sangat unik dengan campuran rasa gurih, manis, dan sedikit pedas.
Baca Juga:Makanan Khas Bali Kekinian yang Wajib Dicoba Saat Berlibur
Sate Lilit
Berbeda dengan sate pada umumnya, Sate Lilit tidak menggunakan bumbu kacang atau bumbu kuah lainnya. Sate satu ini sudah memiliki rasa dan aroma yang khas sehingga tidak memerlukan bumbu kacang.
Sate Lilit terbuat dari daging babi atau ikan yang dicincang halus, mereka menggunakan bahan baku daging babi dan ikan karena mereka menganggap suci hewan sapi pada agama mereka yaitu Hindu.
Makanan Wajib
Sate Lilit ini merupakan makanan yang wajib ada saat upacara adat di Bali dijadikan sebagai persembahan atau sesaji penghormatan kepada dewa.
Baca Juga:Breaking News, WNA Korea Perusak Pura Goa Raja Besakih Tertangkap
Biasanya masyarakat Bali akan membuat Sate Lilit dalam jumlah yang banyak, bahkan proses pembuatannya bisa melibatkan 100 orang pria.
Kenapa pembuatan Sate Lilit harus dilakukan oleh pria?
Masyarakat Bali mengharuskan hanya pria yang boleh membuat Sate Lilit mulai dari meracik adonan, menyembelih hewan, melilit sampai membakarnya.
Bagi masyarakat Bali, Sate Lilit dijadikan sebagai simbol kehidupan kejantanan seorang pria Bali. Konon katanya, jika terdapat pria Bali yang tidak bisa membuat Sate Lilit kejantanan sang pria akan dipertanyakan.