Tjok Pemayun Respons Petisi Kebisingan di Canggu, Sebut Jadi Isu yang Rentan di Bali

Soal adanya protes warga setempat ini, ia mengaku akan turun tangan menyambangi pengusaha hiburan malam di Canggu

Eviera Paramita Sandi
Kamis, 15 September 2022 | 07:34 WIB
Tjok Pemayun Respons Petisi Kebisingan di Canggu, Sebut Jadi Isu yang Rentan di Bali
Ilustrasi club malam (Unsplash)

SuaraBali.id - Munculnya petisi End Extreme Noise in Canggu atau kebisingan di Canggu rupanya mendapat atensi dari berbagai pihak. Salah satunya adalah Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjok Bagus Pemayun.

Soal adanya protes warga setempat ini, ia mengaku akan turun tangan menyambangi pengusaha hiburan malam di Canggu, Kabupaten Badung, Bali pekan ini setelah adanya petisi soal gangguan kebisingan.

"Kami akan turun, cek kembali kondisi di lapangan, tentu kita akan coba melihat kondisinya seperti apa. Saya memastikan kembali apa yang menjadi keluhan, tadi juga ada dari bendesa, kita nanti cek ke lapangan semua," kata Tjok Bagus di Denpasar, Rabu (15/9/2022).

Ia juga telah menjadwalkan untuk berkoordinasi dengan menjajaki usaha-usaha bar maupun beach club yang disebut sebagai penyebab kebisingan pada akhir pekan ini. Namun demikian harinya belum bisa disampaikan.

Baca Juga:Respons Petisi Kebisingan Canggu, Kelab Malam Diminta Hanya Sampai Jam 01.00 WITA

Keputusan untuk menyambangi lokasi hiburan malam di kawasan Canggu dan Berawa ini dilakukan akibat dari adanya petisi soal gangguan yang dialami warga akibat kebisingan dari bar dan beach club yang mengganggu waktu malam.

"Tentu memang sebagai kawasan pariwisata hal-hal sedemikian itu ada. Kita harus memastikan kembali masyarakat sekitar benar-benar nyaman, walaupun ini percikan dolar. Di sisi lain wisatawan yang datang tentu harus tahu juga bahwa ada ketentuan desibel dan lain sebagainya," ujar Tjok Bagus.

Bali sebagai lokasi wisata yang juga disebut Pulau Dewata rentan terhadap isu-isu demikian.

"Untuk masyarakat saya minta karena Bali pariwisata tentu rentan terhadap isu-isu seperti ini. Kalau belum pasti mari kita bicarakan, karena banyak saluran untuk bicarakan hal itu," kata dia.

Hal ini karena yang memprotes kebisingan di Canggu bukan hanya warga setempat tapi juga para wisatawan yang menginap di hotel dan vila kawasan tersebut juga mengaku terganggu lantaran kebisingan yang terjadi.

Baca Juga:Polda Bali Temukan Mobil Alphard Jessica Iskandar di Canggu, Dibeli Oleh Komang S

Sejauh ini, untuk Kabupaten Badung sendiri memiliki jumlah hotel dan vila yang lebih banyak dari beach club dengan perbandingan 9:1, kata Tjok Bagus.

Sementara itu, Bendesa Adat Canggu I Wayan Suarsana mengatakan terdapat lima beach club yang berdiri di daerah tersebut, ia mengakui bahwa dengan berkembangnya Canggu akan mengantarkan dampak positif dan negatif.

"Pemerintah membuka Canggu sebagai tujuan wisata, kalau kita berpikir mau Canggu seperti dulu rasanya susah, kita tidak menolak kemajuan zaman kita bergerak seiring itu. Kalau memang mau pariwisata dengan daerah wisata yang tenang bisa ke Tenganan, Ubud, Karangasem," kata dia. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini