Pembangunan di Malaysia Bergantung Pasokan Tenaga Kerja dari Indonesia, Terutama ART

Pembangunan di Malaysia menurutnya bergantung pada keberadaan tenaga kerja dari luar negeri, termasuk Indonesia.

Eviera Paramita Sandi
Selasa, 23 Agustus 2022 | 10:39 WIB
Pembangunan di Malaysia Bergantung Pasokan Tenaga Kerja dari Indonesia, Terutama ART
Ilustrasi asisten rumah tangga [suara.com/Dian Kusumo Hapsari]

SuaraBali.id - Keberadan pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Malaysia dipandang sangat penting di negeri Jiran tersebut. Menurut Perdana Menteri (PM) Malaysia Ismail Sabri Yaakob keberadaan mereka di Malaysia telah membantu perekonomian dua negara.

Pembangunan di Malaysia menurutnya bergantung pada keberadaan tenaga kerja dari luar negeri, termasuk Indonesia.

"Kalau tidak ada tenaga kerja ini mungkin cukup ... saya tidak bilang sulit, tapi berdampak dari segi pembangunan," kata Ismail Sabri di Kantor Perdana Menteri di Putrajaya, Senin (22/8/2022).

Ia pun memandang bahwa PMI untuk asisten rumah tangga (ART), sangat penting.

Belakangan ini sebelum pintu masuk untuk ART dari Indonesia dibuka, kata dia, orang Malaysia menghadapi banyak kesulitan, terutama mereka yang memiliki anak kecil tidak dapat bekerja.

Tangkapan layar saat Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mengajukan RUU Larangan Berganti Partai dalam Persidangan Dewan Rakyat di Kuala Lumpur, Rabu (27/7/2022). [Dok.Antara]
Tangkapan layar saat Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob Rabu (27/7/2022). [Dok.Antara]

"Efeknya juga berdampak pada produktivitas negara jika terlalu banyak ibu rumah tangga yang seharusnya bekerja tapi tidak bisa bekerja," ujar dia.

Ia berkesimpulan bahwa keberadaan tenaga kerja ini sangat membantu dalam hal perekonomian negara dan sekaligus akan mendekatkan hubungan kedua negara.  

Ia menuturkan bahwa selama ini hubungan Malaysia dengan Indonesia sangat dekat. Malaysia menganggap Indonesia bukan sebagai negara sahabat, tetapi sebagai negara saudara.

Hal ini karena dilihat dari segi tradisi, ujarnya, apabila seorang perdana menteri Malaysia dilantik, negara pertama yang dikunjungi adalah Indonesia.

"Jadi itulah hubungan yang secara tradisi menggambarkan betapa dekatnya, betapa akrabnya hubungan Malaysia dan Indonesia," kata Ismail Sabri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini