Kearifan Lokal Diandalkan Untuk Penanggulangan Bencana di Desa Penglipuran Bangli

Selain itu terdapat nilai gotong royong yang dilakukan masyarakat Desa Wisata Penglipuran dapat menjadi contoh dalam penguatan penanggulangan bencana.

Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 19 Maret 2022 | 15:30 WIB
Kearifan Lokal Diandalkan Untuk Penanggulangan Bencana di Desa Penglipuran Bangli
Wisatawan mengunjungi Desa Wisata Penglipuran di Bangli, Bali, Sabtu (27/11/2021). [ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo]

SuaraBali.id - Desa Wisata Penglipura, Bangli, Bali memiliki cara tersendiri akan upaya risiko bencana, yang disesuaikan dengan ajaran agama yang dianut yaitu agama Hindu. Dalam hal ini penanggung jawab Desa Wisata Penglipuran, Nengah Monang menyampaikan hal itu berasal dari filosofi Tri Hita Karana.

Sebagaimana dilansir beritabali.com – jaringan suara.com, Filosofi yang mereka pegang dalam membangun desa ini turut menjadi upaya bersama dalam pengurangan risiko bencana, khususnya melestarikan alam.

Selain itu terdapat nilai gotong royong yang dilakukan masyarakat Desa Wisata Penglipuran dapat menjadi contoh dalam penguatan penanggulangan bencana.

“Masyarakat desa ini sering berkumpul dan berdiskusi untuk menyatukan sikap dengan tidak adanya sekat, kami juga memiliki Hutan Bambu yang dimiliki masyarakat desa dan kami pun sepakat untuk melestarikan dengan adanya peraturan untuk tidak dijual maupun ditanami tanaman lainnya,” tuturnya Kamis (17/3/2022).

Baca Juga:Minyak Goreng di Bali Capai Rp 25 Ribu Per Liter, Pedagang Sempol Gigit Jari Terpaksa Beli Gelasan

Adapun kunjungan ke Desa Penglipuran akan dijadwalkan pada 28 Mei 2022 sebagia bagian dari kunjungan lapangan dari perhelatan Platform Global untuk Pengurangan Risiko Bencana (GPDRR) ke-7.

193 Negara akan menjadi delegasi dalam perhelatan tersebut, salah satunya menunjukkan kisah baik kearifan lokal dalam penanggulangan bencana, sebab Indonesia pun merupakan negara pertama di Asia yang dipilih sebagai tuan rumah penyelenggaraan GPDRR ke-7 pada 23—28 Mei 2022.

Lokasi yang ditunjuk sebagai bagian dari kunjungan lapangan (field visit) bagi delegasi GPDRR, antara lain di Dewa Wisata Penglipuran, Kabupaten Bangli dan Kertha Gosa, Kabupaten Klungkung.

Ini diharap menjadi bukti kearifan lokal yang dimiliki Indonesia menjadi kekuatan dalam membangun pengurangan risiko bencana untuk ketangguhan Indonesia. Selain itu juga menjadi contoh pembelajaran penanggulangan bencana di kancah internasional.

Baca Juga:Kendaraan ke Mandalika Meluber, Sopir Angkutan Logistik di Pelabuhan Padangbai Protes

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak