SuaraBali.id - Nama Emil Audero Mulyadi sempat banyak jadi perbincangan di media sosial beberapa waktu lalu. Dan saat ini isu tentang Emil Audero kembali santer setelah ia kehilangan statusnya sebagai kiper utama.
Emil Audero dikabarkan kehilangan statusnya setelah dua kali absen akibat cedera otot. Sedangkan posisi Emil Audero kini direbut kiper lokal Italia bernama Wladimir Falcone.
Kini juga santer kabar bahwa agen PSSI akan mengajak makan malam seorang pemain keturunan, dan diduga pemain tersebut adalah Emil Audero Mulyadi.
Sebelumnya, pemain sepak bola berdarah Lombok ini telah berprestasi di Italia dan diinginkan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk dinaturalisasi.
Kisah kehidupannya di Indonesia khususnya di Lombok pun membuat banyak orang penasaran. Terlebih ia masih punya rumah dan keluarga di Pulau Seribu Masjid ini. Saat dikunjungi ke kampung halamannya, warga di sana pun ternyata sudah familiar dengan namanya.
Semasa kecil Emil Audero Mulyadi sempat menghabiskan hari-harinya di Kauman, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Ia pun menghuni sebuah rumah sebelum pindah dan menetap di Italia.
Seorang tetangga dekat rumahnya yang bernama Dedet (37) menceritakan jejak Emil Audero di Praya. Ia pun menanggapi isu Emil diinginkan PSSI untuk kembali ke Indonesia dan dinaturalisasi.
Ia juga mengetahui video yang sempat viral tentang sang ayah yang enggan anaknya dinaturalisasi dan masuk PSSI. Menurutnya adalah hal wajar jika Ayah Emil menyampaikan pernyataan seperti itu.
“Dia kan memang warga negara sana, seharusnya kalau memang benar pemerintah serius jangan sekarang, sekarang dia (Emil) sudah punya nama, biar kita objektif jangan subjektif,” kata Dedet saat ditemui di rumahnya, Sabtu (27/11/2021).
Namun, kalau memang Emil Audero Mulyadi memang ingin pindah kewarganegaraan, itu merupakan kabar baik yang harus disambut oleh para penggemar sepakbola Indonesia, kata Dedet.
![Rumah kiper utama Sampdoria Emil Audero Mulyadi di Mataram, Nusa Tenggara Barat [Suara.com/Lalu Muhamad Helmi Akbar]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/11/27/62685-kiper-sampdoria.jpg)
Kalaupun itu terjadi, kata Dedet, pemerintah harus mampu menjamin gaji yang diterima Emil jika bermain di sini (Indonesia) minimal harus sama dengan apa yang ia terima di Italia.
“Kalau mau ya syukur, senang kita lihat,” ujarnya.
Ia juga membenarkan ihwal Emil yang memang pernah menghabiskan masa kecilnya di Kauman, Lombok Tengah. Ia menambahkan bahwa Emil terlihat sering pulang ke kampung halamannya itu, meskipun hanya sebentar kemudian Kembali lagi ke Italia.
“Dia kecil sekali, masih didorong-dorong dulu pakai kereta, kalau kakaknya itu memang besar di sini,” tukasnya.
“Sering dia (Emil) pulang, tapi diam-diam aja, setelah itu balik lagi,” lanjut pria asal Kauman, Lombok Tengah itu.