SuaraBali.id - Anggaran sebesar Rp14 miliar telah diusulkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, untuk pembangunan pasar ikan di kampung nelayan Bintaro, Kecamatan Ampenan, NTB.
Rencananya pasar ikan higienis akan dibangun di areal rumah susun sederhana sewa (rusunawa) nelayan di Bintaro, sehingga menjadi satu kesatuan sekaligus mendekatkan nelayan untuk menjual hasil tangkapannya.
"Kebutuhan anggaran pembangunan pasar ikan higienis Rp14 miliar itu sudah kita usulkan akhir tahun 2021, tapi ternyata tidak dialokasikan tahun ini. Jadi, kami usulkan lagi agar dialokasikan tahun 2023," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Mataram Irwan Harimansyah, Kamis (24/2/2022).
Adanya pasar ikan yang higenis ini dinilai penting karena pasar ikan yang ada saat ini kondisinya kurang representatif termasuk aroma yang ditimbulkan setiap kali melintas di jalur tersebut.
Pasar tersebut juga kerap mengganggu aktivitas lalu lintas karena mobil-mobil pengusaha yang membawa ikan parkir di badan jalan.
"Sementara, pembangunan pasar ikan higienis yang kita rencanakan berada di dalam, dekat dengan pantai sehingga tidak mengganggu aktivitas lalu lintas," katanya.
Terhadap relokasi aktivitas pasar ikan higienis tersebut, pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada para pedagang dan rata-rata mereka menyatakan siap direlokasi.
"Prinsipnya, kita akan siapkan pasar ikan higienis yang lebih representatif dan akan menjadi kesatuan dengan areal rusunawa nelayan," katanya.
Terkait dengan itu, pemerintah kota berencana akan membebaskan lahan sekitar 1,6 hektere lagi sebagai areal perluasan 2,1 hektare lahan rusunawa untuk pembangunan fasilitas pendukung termasuk pasar ikan higienis.
Kemudian dilakukan penataan kawasan pesisir pantai agar kawasan Bintaro bisa menjadi sebuah destinasi wisata unggulan dengan berbagai kearifan lokal.
"Harapannya, rencana besar ini bisa terealisasi untuk mendukung peningkatan perekonomian dan kesejahteraan nelayan," katanya. (ANTARA)