Pemerintah Lombok Tengah Terapkan PJJ Bagi Siswa PAUD Sampai SMP Meski Tak Ada Klaster Pendidikkan

Meski demikian, dikatakan bahwa pembelajaran tatap muka penuh yang telah dilaksanakan pada semester genap awal tahun ini, belum ada klaster pendidikan.

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 16 Februari 2022 | 15:12 WIB
Pemerintah Lombok Tengah Terapkan PJJ Bagi Siswa PAUD Sampai SMP Meski Tak Ada Klaster Pendidikkan
Ilustrasi pembelajaran jarah jauh (PJJ) [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraBali.id - Selama beberapa pekan ke depan setelah terjadi lonjakan penambahan kasus baru COVID-19, Pemerintah Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat memutuskan menerapkan model pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah (daring).

Tingkat pendidikkan mulai PAUD Sampai SMP diwajibkan belajar di rumah untuk megantisipasi virus Covid-19.

"Semua sekolah mulai dari PAUD, TK, SD, dan SMP saat ini masih belajar dari rumah untuk mengantisipasi penyebaran virus COVID-19," kata Kepala Dinas Pendidikan Lombok Tengah Muliawan Rabu (16/2/2022).

Meski demikian, dikatakan bahwa pembelajaran tatap muka penuh yang telah dilaksanakan pada semester genap awal tahun ini, belum ada klaster pendidikan.

Akan tetapi karena perkembangan kasus baru COVID-19 di Lombok Tengah yang saat ini mulai meningkat, pihaknya memutuskan penerapan pembelajaran tatap muka untuk sementara waktu ditiadakan.

"Klaster pendidikan belum ada, semoga tidak pernah ada, sehingga pembelajaran bisa kembali diterapkan lebih optimal," katanya.

Dinas Pendidikan Lombok Tengah telah mengirim surat kepada semua sekolah untuk penerapan belajar dari rumah.

Dia mengharapkan penyebaran virus tersebut tidak terjadi di kalangan dunia pendidikan di daerah itu.

"Surat edaran telah kita sampaikan kepada semua sekolah, untuk sementara kita belajar dari rumah dulu," katanya.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Lombok Tengah Lalu Putrawangsa mengatakan jumlah kasus COVID-19 di daerah itu secara kumulatif, sejak awal tahun hingga saat ini mencapai 400 kasus, baik yang isolasi mandiri maupun isolasi di rumah sakit.

Sebagian pasien telah sembuh, sedangkan jumlah total mereka yang dirawat di RS 67 orang.

"Dari 67 pasien itu sekitar 17 orang yang masih dirawat, sedangkan yang lainnya telah dinyatakan sembuh," katanya. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak