Pengalaman Unik Peternak Ular Piton di Bali: Kotoran dan Sperma Ular Jadi Jimat

Orang membeli kulit ular, kotoran ular, hingga sperma ular

Muhammad Yunus
Senin, 27 Desember 2021 | 13:43 WIB
Pengalaman Unik Peternak Ular Piton di Bali: Kotoran dan Sperma Ular Jadi Jimat
Oka menunjukan ular piton peliharaannya di rumahnya, Minggu (26/12/2021) [SuaraBali.id/Imam Rosidin]

Ia mengatakan menyukai Phiton karena ular ini tak berbisa. Kemudian mudah jinak karena hasil ternakan sejak kecil.

"Karena hasil ternakan dia jinak dan terbiasa dengan manusia," kata dia.

Ia menceritakan awalnya hanya untuk dipelihara. Kemudian pada 2016, seekor ular miliknya bisa bertelur dan menetas sekitar 20 ekor. Sejak saat itu ia ketagihan untuk mengembangbiakan ular miliknya.

Selama setahun, ular hanya sekali bertelur. Jumlahnya tergantung besar kecilnya ukuran badan. Sejauh ini, ia sudah 10 kali mampu menetaskan ular.

Baca Juga:Resmi, Gede Dana terpilih Jadi Ketua Umum KKI Provinsi Bali

"Pernah terbanyak sebanyak 40 ekor menetas," kata dia.

Anakan ular ia jual melalui media sosial dan komunitas pecinta reptil. Harganya bervariasi mulai dari Rp150 ribu hingga Rp5 juta tergantung warna. Biasanya ular yang mahal berwarna kuning atau albino.

Sekali panen, kata dia, pernah mendapatkan untung sekitar Rp20 hingga Rp 30 juta.

"Tergantung motif dan ukurannya," kata dia.

Untuk biaya makan, ia menghabiskan Rp1,5 juta setiap bulannya untuk membeli ayam. Ular ini makannya sebulan sekali dengan jumlah ekor ayam tergantung ukuran.

Baca Juga:Kebutuhan Uang Tunai di Bali Naik Rp 2,1 triliun, Ini Buktinya

Selain menjual anakan, ia juga kerap diundang untuk acara-acara. Ular miliknya biasanya digunakan untuk foto pengunjung. Biasanya sekali foto ia mendapatkan Rp15 ribu hingga Rp20 ribu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini