SuaraBali.id - Konsep tuhan dalam agama Hindu berbeda dengan agama-agama lain di Indonesia. Di Negara Indonesia, terdapat enam agama yang dianut oleh masyarakat, adalah Agama Islam, Kristen, Katolik, Buddha, dan Khonghucu.
Agama Hindu adalah salah satu kepercayaan yang menjadi keyakinan masyarakat dimana memiliki pandangan luas akan hukum dan aturan berkaitan dengan moralitas, berdasar pada karma, darma dan norma, juga merupakan kepercayaan yang kaya, meliputi keyakinan yang bersifat monoteisme, politeisme, panenteisme, panteisme, monism dan ateisme.
Agama Hindu bersumber dari anak Benua India yang merupakan lanjutan dari Agama Weda ( Brahmanisme ) yakni kepercayaan bangsa Indo – Iran ( Arya ).
Agama Hindu merupakan agama tertua di dunia yang diperkirakan muncul selang tahun 3102 SM mencapai 1300 SM.
Baca Juga:Jenis Pekerjaan yang Disarankan Oleh Rasulullah SAW
Konsep Ketuhanan yang dimiliki Agama Hindu bergantung pada nurani umat maupun tradisi dan filsafat yang diikuti.
Tidak ada pandangan bahwa Tuhan itu berbeda bagi Umat Agama Hindu, Tuhan hanyalah satu yang dipuja dengan cara dan jalan berdasar etika.
Dalam agama Hindu, kepercayaan adanya Tuhan adalah dasar-dasar keyakinan umat beragama Hindu yang disebut sebagai Panca Sraddha.
Dalam menuju kejalan Tuhan, umat beragama Hindu perlu menghayati apa yang diajarkan dalam Panca Sraddha kerna pada akhir keyakinan Panca Sraddha ini adalah Moksa yaitu peringkat menuju Tuhan.
Dalam penelitian Al-Asmaa' Bt Dollah dari Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa diajar dalam berbagai kepercayaan yang dianuti oleh umat manusia didunia ini dalam berbagai metode yang berbeda-beda sehingga terbentuk berbagai agama dan kepercayaan yang berbeda pula.
Baca Juga:Transgender, Anak Perempuan Kiyai Jadi Laki-laki, Bagaimana Ibadah dan Pandangan Islam
Hindu memiliki beberapa konsep ketuhanan yang unik, diantaranya ada dua konsep yaitu:
- Nirguna Brahman (Tuhan tanpa wujud) yang disebut dengan Brahman.
- Saguna Brahman (Tuhan dalam bentuk pribadi) yang merupakan dasar konsep Trimurti.
Tuhan dalam agama Hindu adalah Brahman merupakan asal dari segala yang ada, dan yang akan ada, baik yang bersifat nyata (sekala) maupun yang tidak nyata (niskala). Alam semesta jagad raya ini adalah ciptaan Tuhan, sebagai wujud nyata akan kemahaberadaan Tuhan.
Percaya terhadap adanya Tuhan mempunyai pengertian yakin dan iman terhadap Tuhan itu sendiri. Yakin dan iman ini merupakan pengakuan atas dasar keyakinan bahwa sesungguhnya Tuhan itu ada, Maha Kuasa, Maha Esa dan Maha segala-galanya. Tuhan Yang Maha kuasa, disebut juga Hyang Widdhi (Brahman) adalah Ia yang berkuasa atas segala yang ada ini. Tidak ada apapun yang luput dari , kuasa-Nya. Ia sebagai pencipta, sebagai Pemelihara dan Pelebur alam semesta dengan segala isinya.
Bagi agama Hindu di Bali pula, dijelaskan dalam buku yang berjudul “Perbandingan Agama” yang ditulis oleh Drs. H.Abu Ahmadi bahwa agama Hindu Bali ini percaya kepada Tuhan Yang Esa, yang dalam prakteknya dapat dicapai melalui perantaraan dewa.
Karena itu, maka timbul gerakkan atau aliran seperti Siswaisme, yaitu suatu aliran yang timbul karena kebaktiannya melalui perantaraan Dewa Siwa.
Demikian jugalah aliran Wisnu, Brahma yang kesemuanya mendasarkan asasnya pada satu pegangan kitab suci yang sama yang terdapat dalam kitab Weda sebagai sumber tertinggi.
Dalam kitab ini ada yang menyatakan hubungan antara dewa-dewa itu dengan tuhan Yang Maha Esa. Dalam agama Hindu di Bali saja lebih memuliakan dewa Siwa daripada dewa
lain-lainnya.
Menurut anggapan mereka Siswa ini adalah dewa yang berdiam di Gunung Agung (nama Gunung yang tertinggi di Bali), dan mempunyai wujud yang bermacam-macam. Kadang-kadang wujud sebagai Mahadewa-Paramaswara atau Iswara Sang Hyang Sarwa atau Sang Hyang Titah. Kadang-kadang pula sebagai Batara guru atau Mahayogi.
Kadang-kadang pula sebagai Mahakala dan Bairawa.
Kontributor : Jeffri Jeff