Pengembangan pariwisata di Bali yang pesat di 1980, mendorong pemerintah membentuk kawasan-kawasan wisata, seperti Kawasan Wisata Kuta, dan Sanur.
Di kabupaten Buleleng, dibentuk Kawasan Wisata Kalibukbuk dan Air Sanih . Dalam waktu itu, ada arahan dari Gubernur Bali, agar nama Lovina tidak dikembangkan lagi, karena nama itu tidak dikenal di sana. Lagipula yang seharusnya dikembangkan adalah pariwisata budaya Bali.
Karena itu, para pengusaha selanjutnya memakai nama-nama seperti Manggala, Krisna, Angsoka, Nirwana, Lila Cita, Banyualit, Kalibukbuk, Aditya, Ayodia, dan lainnya.
Sedangkan Anak Agung Panji Tisna sendiri sudah membangun hotel dengan nama Tasik Madu, terletak 100 m di sebelah barat Lovina, yang mejadi tempat tujuan alternatif.
Sedangkan Lovina tidak boleh dihadirkan. Nama Lovina disimpan oleh pemiliknya, Anak Agung Ngurah Sentanu. Setelah Pondok Lovina direnovasi, selanjutnya memakai nama alias yaitu: Pondok Wisata Permata (Permata Cottages).
Baca Juga:Wisata Bali: Presiden Baywatch Dikira Hippies, Begini Sejarah Tim Penyelamat Pantai Kuta