Wisata Bali: Kisah Lumba-lumba dan Nama Pondok Lovina yang Kini Disimpan

Buleleng Singaraja tumbuh menjadi tempat wisata dengan cita rasa berbeda dibandingkan tempat plesiran pantai lainnya.

RR Ukirsari Manggalani
Senin, 30 Agustus 2021 | 20:33 WIB
Wisata Bali: Kisah Lumba-lumba dan Nama Pondok Lovina yang Kini Disimpan
Lovina, salah satu pantai destinasi wisata di Buleleng. Sebagai ilustrasi [Shutterstock].

Pada 1959, Anak Agung Panji Tisna menjual "Penginapan Lovina" kepada kerabatnya yang lebih muda, Anak Agung Ngurah Sentanu, 22 tahun, sebagai pemilik dan manajer.

Bisnis ini berjalan cukup baik. Namun, tidak ada pelancong atau turis. Hanya datang beberapa teman Panji Tisna berasal dari Amerika dan Eropa, serta pejabat pemerintah daerah dan para pengusaha untuk berlibur.

Di hari-hari khusus, seperti Minggu dan hari libur, juga hari raya seperti Galungan dan Kuningan, banyak orang termasuk pelajar yang datang menikmati suasana alam pantai.

Sejak masa penjajahan Belanda sampai kemerdekaan, Singaraja dikenal sebagai ibu kota. Status ini bertahan dengan mapan sebagai pusat pemerintahan dan kegiatan perdagangan. Namun awal 1960, Singaraja tidak lagi sebagai ibukota, karena digantikan oleh Denpasar, yang selanjutnya menjadi ibu kota provinsi Bali.

Baca Juga:Wisata Bali: Presiden Baywatch Dikira Hippies, Begini Sejarah Tim Penyelamat Pantai Kuta

Akibatnya jelas, kegiatan pembangunan, dan perdagangan turun tajam di Singaraja, dan wilayah utara Bali pada umumnya. Memerlukan waktu bertahun-tahun untuk membangkitkan kembali kondisi normal di Bali Utara.

Sejak Hotel Bali Beach dibangun pada 1963, pariwisata mulai dikenal di Bali. Pembangunan fasilitas pariwisata seperti hotel dan restoran mulai menyebar ke seluruh Pulau Dewata. Para turis berbondong-bondong datang ke negeri elok ini, setelah Bandara Ngurah Rai dibuka pada 1970.

Pemerintah Buleleng memprogramkan agar sektor pariwisata dipacu sebagai salah satu andalan untuk kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Sorotan pun tertuju pada peran Lovina dalam kegiatan pariwisata. Muncul pengakuan dan penolakan kehadiran Lovina.

Di wilayah timur Buleleng, pemandian alam Yeh Sanih di desa Bukti, bangkit sebagai saingan Lovina. Pengembangannya mendapat dukungan yang lebih ketimbang Lovina, baik dari pihak pengusaha maupun pengamat pariwisata.

Baca Juga:Wisata Bali: Bantuan Tak Terduga Diharap Membantu Satwa dan Taman Alam Sangeh

Pasalnya Yeh Sanih nama asli sebuah kolam alami di desa Bukti di belahan timur wilayah Buleleng.  Tetapi para turis kebanyakan minta para agen perjalanan untuk memilih Lovina.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak