SuaraBali.id - Gubernur NTB Zulkieflimansyah meninjau langsung kondisi warga Dusun Embunut, Lombok Tengah NTB yang sempat viral karena merusak pagar pembatas kawasan lintasan Sirkuit MotoGP Mandalika.
Diakui Gubernur Zul, warga ternyata memang perlu mendapat perhatian walaupun tidak seheboh yang diberitakan. Perusakan dilakukan untuk dijadikan akses jalan setempat.
“Saya penasaran ingin melihat secara langsung keadaan masyarakat yg viral dan jadi berita nasional karena terjebak di tengah sirkuit MotoGP Mandalika,” kata Gubernur, didampingi Ketua PKK Provinsi NTB Hajah Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah.
Masyarakat yang berada di tengah sirkuit, setelah aspal sirkuit rampung 100 persen, kesulitan dan terbatas mendapatkan akses jalan baik keluar maupun masuk ke pemukimannya.
Hal ini disebabkan, pihak pekerja sirkuit sedang fokus menyelesaikan deadline serta load pekerjaan yang banyak, sehingga menyebabkan pekerjaanya menjadi sangat extra ketat.
Baca Juga:Siap Sambut Superbike, Vaksinasi Covid-19 di NTB Digenjot
Apalagi yang bertanggungjawab terhadap project banyak. Terdiri dari Wika, PP, ITDC, MGPA dan lain-lain.
“Hal ini salah satu penyebab sehingga akses jalan keluar masuk masyarakat sempat terabaikan,” ungkapnya dilansir dari Berita Bali, Senin (23/8/2021).
Untuk itu, menurut mantan anggota DPR RI ini, sebagai pengelola KEK MAndalika dan Sirkuit, ITDC harus memperbaiki pola komunikasi dengan kontraktor-kontraktor di lapangan, agar hal-hal seperti kemarin tidak terjadi lagi akibat miskomunikasi.
Ada 2 akses keluar masuk untuk warga yang berada di tengah sirkuit. Yaitu Tunnel atau terowongan 1 dan Tunnel 2. Persoalan beberapa hari yang lalu, terjadi karena terowongannya dipenuhi air akibat rembesan. Sehingga susah dilewati masyarakat.
Untuk itu, Zul meminta agar pihak ITDC atau kontraktor yang bertanggungjawab terhadap hal tersebut, harus segera mengatasi masalah terowongan yang di penuhi air ini supaya tidak lagi terjadi hal yang sama.
Baca Juga:Berita Duka, Ibunda Gubernur NTB Meninggal Dunia
Setelah mengunjungi dan melihat serta ngobrol dengan para pekerja di lapangan, nampaknya sudah ada upaya untuk memasang pompa di bagian utara dan selatan untuk mengeringkan terowongan yang dipenuhi air.
Namun, apabila terowongan tidak bisa dikeringkan maka harus dibuat akses dan jalan yang lain.
Selain itu, dijelaskannya bahwa lokasi di dalam sirkuit Mandalika, tempat pemukiman warga memang indah. Pemandangan laut serta menghadap sirkuit MotoGP memang menghasilkan sensasi dan pesona tersendiri.
“Jadi kalau ITDC, mau menjadikannya sebagai pemukiman memang sangat masuk akal,” kata Zul.
Warga yang ada di area sirkuit juga mengaku, apabila tanahnya sudah dibayar, ingin segera pindah.
Oleh sebab itu, kata Zul, kalau ITDC ingin warga tetap bertahan dan berada di dalam area sirkuit karena keterbatasan dana akibat Covid tidak mampu membayar ganti rugi tanah warga, maka solusi jangka pendeknya harus segera ditemukan.
Klarifikasi ITDC
Sementara itu, klarifikasi ITDC terkait puluhan warga terisolir di sekitar Sirkuit Mandalika. Pihak ITDC akhirnya memberikan jawaban terkait kondisi yang terjadi antara ITDC dan warga yang terisolir tersebut.
VP Coorporate secretary ITDC, I Made Agus Dwiatmika mengatakan, ITDC dalam setiap kegiatannya selalu mengikuti aturan dan ketentuan hukum yang berlaku.
Selain itu, seluruh lahan yang masuk dalam HPL atas nama ITDC telah berstatus clear and clean, tetapi sebagian masih dihuni warga.
“Berdasarkan hasil pendataan kami, masih ada 48 KK yang tersebar di 3 bidang lahan enclave dan 11 bidang lahan HPL ITDC di dalam area Jalan Khusus Kawasan,” ungkapnya.
Untuk tiga bidang lahan enclave, pihaknya telah melakukan proses pembebasan lahan dengan pemilik lahan yang masuk dalam Penlok 1 dan pihaknya optimistis proses akan segera selesai.
“Untuk warga yang masih bermukim di lahan-lahan dengan status kepemilikan sertifikat HPL atas nama ITDC, kami selalu mengedepankan pendekatan humanis dan sosial sehingga sangat menghindari proses gusur atau pindah paksa terhadap masyarakat,” ujarnya.
Ditekankan, ITDC secara konsisten terus melakukan pendekatan sosial dan humanis kepada para warga agar mereka dapat direlokasi sekaligus diberdayakan.
“Kami juga telah menyiapkan sejumlah solusi untuk menyelesaikan kendala yang dihadapi. Yaitu menyediakan 2 tunnel (terowongan) untuk akses keluar-masuk dari area Jalan Khusus Kawasan. Dan untuk akses menuju ke Pantai Seger telah dibuatkan akses baru di pinggir service road menuju pantai,” sebutnya.
Dalam waktu dekat, lanjutnya, ITDC juga akan memberdayakan warga tersebut dengan memberikan pelatihan-pelatihan sehingga nantinya warga dapat berperan dengan dipekerjakan di properti milik ITDC.
“Kami juga berencana menyediakan Bazzar ITDC bagi warga yang ingin berjualan. Dalam jangka menengah, ITDC akan merelokasi warga tersebut ke lokasi permanen sarana hunian wisata yang tengah disiapkan Kementrian PUPR,” ungkapnya.
Dengan pendekatan-pendekatan yang dilakukan tersebut, pihak ITDC berharap agar warga yang masih bermukim di area Jalan Khusus Kawasan dapat berdampingan dan menjadi bagian dari rencana event Word Superbike maupun MotoGP.
“Apabila masih ada masyarakat yang merasa berhak atas kepemilikan tanah di area Jalan Khusus Kawasan dan memiliki dokumen pendukung akan tetapi berada di atas lahan yang memiliki sertifikat HPL atas nama ITDC, maka ITDC mempersilahkan untuk menempuh jalur hukum,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi warga masyarakat pemilik lahan enclave yang telah bersedia melepaskan dan mengosongkan lahannya untuk digunakan dalam pembangunan Jalan Khusus Kawasan.
“Kami terus berharap dukungan dari semua pihak agar pembangunan Mandalika dapat berjalan lancar sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat NTB pada umumnya Lombok tengah khususnya,” pungkas Made.