Penyucian roh mendiang, dengan tujuan agar roh dapat bersatu dengan dengan tuhan.
Upacara ini dilakukan apabila mendiang telah memiliki cucu. Sebab menurut keyakinan cucu tersebut yang akan menuntun jalannya mendiang melewati doa dan karma baik yang mereka laksanakan
Baca Juga:5 Alasan Mengapa Work from Bali Bisa Jadi Pilihan untuk Bekerja Daring
Berasala dari kata pegat yang berarti putus, upacara ini untuk memutuskan hubungan duniawi dan cinta dari kerabat mendiang, sebab kedua faktor tersebut akan menghalangi perjalanan sang roh menuju Tuhan.
Dengan cara ini artinya keluarga mendiang telah ikhlas melepas kepergian mendiang ke tempat yang lebih baik. sarana upacara ini adalah sesaji yang disusun pada suatu lesung batu yang diatasnya diisi dua cabang pohon dadap yang dibentuk semacam gawang dan dibentangkan benang putih pada kedua cabang pohon tersebut. nantinya benang ini akan dilewati oleh kerabat dan pengusung jenazah sebelum keluar rumah hingga putus.
Sesuai upacara Papagetan maka dilanjutkan dengan pakiriman ke kuburan setempat, jenazah beserta kajangnya kemudian dinaikan di ke atas Bade atau wadah, yaitu menara pengusung jenazah (hal ini tak wajib ada, dan bisa diganti keranda biasa yang disebut pepaga.
Baca Juga:Pemancing Jatuh dari Tebing Water Blow Nusa Dua, Namanya Rohim
![Upacara Ngaben massal di Desa Blahbatuh, Gianyar, Bali, Rabu (24/9).[Antara/Nyoman Budhiana]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2014/09/24/Ngaben-Massal3-e1411556219570.jpg)
Dari rumah yang bersangkutan anak buah masyarakat bakal mengusung semua perlengkapan upacara beserta jenazah diiringi dengan Baleganjur.