SuaraBali.id - Pandemi Covid-19 meninggalkan keresahan bagi sebagian orang karena memicu naiknya berat badan sehingga dikhawatirkan mengarah ke obesitas.
Dosen Politeknik Kesehatan Denpasar, Ahli Gizi Ni Made Yuni Gumala meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi munculnya obesitas di tengah pandemi ini.
"Saat masyarakat terfokus dalam mencegah penyebaran Covid-19, kewaspadaan terhadap penyakit lainnya juga menjadi wabah tetap harus di tingkatkan," kata Ni Made Yuni Gumala.
Menurut dia, salah satu penyakit yang muncul karena anjuran di rumah saja selama pandemi Covid-19 adalah obesitas.
Baca Juga:Pria Medan Ditemukan Tewas di Indekos Denpasar, Sempat Mengeluh Sesak Napas
"Sebenarnya obesitas sudah menjadi wabah dan sudah banyak sekali di dunia terkena obesitas," sambungnya.
Yuni menjelaskan berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) persentase orang-orang yang mengalami kelebihan berat badan lebih 13,6 persen dari jumlah penduduk.
Sementara itu, untuk persentase orang-orang yang mengalami obesitas mencapai 28,1 persen dari jumlah penduduk.
"Artinya bila dijumlahkan ada sekitar 30 persen lebih penduduk Indonesia mengalami berat badan lebih, jika dilihat berdasarkan data tersebut," jelasnya.
Ia mengatakan jika dilihat dari trennya semakin banyak orang Indonesia yang memiliki resiko berat badan berlebihan.
Terlebih jika dilihat tren lima tahun ke depan diprediksi angka kejadian obesitas akan meningkat.
Selain itu, berdasarkan Penelitian terbaru dari Univ.of North Caroline di Chapel Hill Amerika Serikat yang menemukan obesitas meningkat risiko kematian akibat Covid-19 hingga 48 persen.
Baca Juga:Terungkap Identitas Pria yang Tewas di Indekos Denpasar
Ia menyebut obesitas juga dikhawatirkan berdampak pada efikasi vaksin COVID-19 yang tidak optimal.
"Semua golongan bisa terkena obesitas baik dari keturunan dan gaya hidup. Kalau sekarang cenderung gaya hidup, banyak memilih makanan cepat saji tapi makanan itu bahan makanannya kurang," ujar Yuni.
"Jadi harus kembali lagi ke gizi seimbang. Kalau lebih banyak konsumsi karbo, lemak akan bersembunyi. Banyak sekali makanan kekinian yang gulanya tinggi, itu apalagi yang ada susunya dan ada lemaknya, bisa jadi dominan gula itu yang menumpuk," tambahnya.
Saran menghindari obesitas
Yuni menjelaskan bahwa pemilihan jenis makanan siap saji, atau makanan dan minuman kekinian cenderung tinggi lemak, karbo dan gula.
Selain itu, pengaturan pola makan juga perlu diperhatikan mulai dengan mengurangi jumlah lemak dan gula serta meningkatkan konsumsi sayur, buah dan olahraga.
Untuk itu, untuk menghindari obesitas, warga wajib mengacu pada gizi seimbang dan mengurangi porsi dari jumlah lemaknya.
"Aktivitas yang ditingkatkan, karena risikonya kalau obesitas lama terakumulasi mudah terkena penyakit degeneratif termasuk diabetes melitus atau kencing manis," terang Yuni. (Antara)