SuaraBali.id - Usianya sudah mendekati satu abad. Tubuhnya sudah tak tegap seperti dulu. Banyak giginya juga sudah tanggal. Namun semangat Mayor (purn) Abu Arifin, mantan ajudan Jenderal Soedirman, itu tak pernah padam.
Mental Ajudan II Panglima Jenderal Besar Soedirman itu masih kuat meski usianya sudah 99 tahun.
Namun di balik itu semua, ada penyakit ganas yang tengah mengancam hidupnya.
Perban putih menutup mata sebelah kirinya, hingga pandangannya terganggu.
Baca Juga:Kabur dari Puskesmas, Pasien ODGJ Tewas Telungkup di Sawah
Abu hanya bisa melihat dengan satu mata kanannya. Sang ajudan panglima besar Indonesia itu tengah menderita tumor di mata.
"Sakitnya sudah lama," katanya saat ditemui kontributor jateng.suara.com beberapa waktu lalu.
Abu yang kini tinggal di Desa Dawuhan, Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, mengaku sudah menderita tumor mata cukup lama.
Ia juga telah berkali-kali memeriksakan penyakitnya ke dokter dan rumah sakit.
Beberapa hari lalu, ia bahkan baru kontrol dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Margono Soekarjo Purwokerto.
Baca Juga:Heboh Artis FTV HH Ditangkap di Medan, Warganet Serang IG Hana Hanifah
Menurutnya, ia seharusnya mendapatkan tindakan operasi untuk mengangkat penyakitnya. Namun belum dilakukan sampai sekarang.
Keluarganya khawatir tindakan operasi malah berisiko lebih buruk terhadap kesehatannya dikarenakan faktor usia.
"Khawatir nanti berisiko. Kalau saya sih terserah," ucap Abu.
Abu sudah pasrah dengan keadaannya. Dioperasi atau tidak, ia percaya kepada kehendak Tuhan. Ia sadar usianya sudah tak lagi muda.
Namun jika dikasih pilihan, tentu ia ingin sembuh.
Abu ingin melanjutkan hidup lebih panjang lagi. Ia masih punya beberapa pekerjaan yang belum terselesaikan.
Abu bersyukur satu matanya masih berfungsi normal. Ia masih bisa melihat huruf demi huruf yang dia tulis dalam secarik kertas putih.
Di tengah keterbatasannya, meski perih menumbuk matanya, Abu masih sibuk menulis buku tentang perjalanan hidupnya.
Ia juga masih terus menulis sejarah perjalanan bangsa berdasarkan pengalamannya. Termasuk kesaksian terhadap Panglima Besar Jenderal Soedirman yang menjadi atasannya.
Abu juga masih aktif memberikan pelayanan umat karena ia statusnya sebagai seorang pendeta.
"Saya masih menulis, mengajar dan melakukan pelayanan," katanya.
Abu Arifin merupakan teman seperjuangan mantan Gubernur Jawa Tengah Letjen TNI (purn) Soepardjo Rustam dan mantan Gubernur DKI Jakarta Letjen TNI (purn) Tjokropranolo dalam mengawal kemerdekaan Republik Indonesia.
Ketiganya merupakan pengawal setia Panglima Besar Jenderal Soedirman. Mereka juga terlibat dalam perang gerilya bersama Jenderal Soedirman saat Agresi Militer Belanda II tahun 1948. [Kontributor: Khoirul]