Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 30 Desember 2021 | 13:05 WIB
TGH Ahyar Abduh. [FOTO : Suara.com / Lalu Muhammad Helmi Akbar]

Selain itu, kata Ahyar, instrumen lain yang penting adalah soal komunikasi politik.

"Apakah mau pakai partai atau independen, in ikan perlu ada komunuikasi politik," sebut Ahyar.

Terlepas dari hal tersebut, mantan Walikota Mataram itu menggarisbawahi bahwa jabatan sebagai ketua partai politik tidak serta merta dapat memberikan garansi khusus bahwa seseorang akan dapat dicalonkan menjadi Gubernur.

Ia mengambil contoh apa yang ia alami pada Pilgub NTB 2020 silam.

Baca Juga: Buruh Tukang di Mataram Ini Bingung Keluar Masuk Setelah Akses Rumahnya Ditutup Tembok

Dalam momen pemilihan tersebut, dirinya bukanlah ketua partai politik. Namun, kata Ahyar, atas dasar kepercayaan dan komunikasi politik, ia mampu muncul sebagai calon Gubernur yang menang di 5 Kabupaten/Kota se-NTB.

Ketiga, menurut Ahyar, sumber daya lain yang tidak bisa dikesampingkan jika berbicara soal langkah politik ialah ihwal cost atau biaya.

"Ndak bisa dong kita hanya ngomong-ngomong saja. Ini tidak mungkin tidak, realistis. Karena ini merupakan kerja-kerja politik," paparnya.

Di politik, kata Ahyar sementara dirinya landai saja. Fokus dirinya kini ialah bagaimana memberikan manfaat bagi seluas-luasnya masyarakat.

Kontributor : Lalu Muhammad Helmi Akbar

Baca Juga: Setelah Kasus CPNS, Jaksa EP di Mataram Kembali Dilaporkan Terkait Pelanggaran Disiplin

Load More