Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 30 Desember 2021 | 13:05 WIB
TGH Ahyar Abduh. [FOTO : Suara.com / Lalu Muhammad Helmi Akbar]

"Sekarang seperti saya ini kan hanya tidak mengurus pemerintahan, tetapi dalam fungsi sosial kemasyarakatan tetap berlanjut, syiar dakwah jalan, karena basic saya juga di sana," ujarnya.

"Jadi selama kita masih diberikan kesehatan, umur yang panjang, semampu kita akan terus mengisi waktu itu untuk ke masyarakat. Apalagi selama ini kan saya tidak pernah berpisah dengan masyarakat," imbuh Ketua DPD Partai Golkar Kota Mataram (2009-2015) itu.

Ahyar merasakan memang ada perbedaan kehidupannya selepas 27 tahun berikhtiar di dalam pemerintahan. Menurutnya, hal yang paling terasa yakni selama menjadi amil masyarakat ia fokus terhadap tiga tugas pokoknya yaitu pembangunan, kemasyarakatan, hingga pemerintahan.

Kini setelah tidak lagi di pemerintahan, kata Ahyar, dirinya lebih leluasa menyesuaikan agenda-agendanya.

Baca Juga: Buruh Tukang di Mataram Ini Bingung Keluar Masuk Setelah Akses Rumahnya Ditutup Tembok

Sejujurnya, ucap Ahyar, ada perasaan lega. Dan dalam kelegaan itu, Ahyar hanya berharap agar apa yang selama ini telah ia ikhtiarkan dapat semata-mata dapat membawa maslahat bagi masyarakat.

Ahyar Abduh Centre, lembaga yang ia dirikan sebagai salah satu bukti ia tetap hadir bersama masyarakat. Selepas tidak jadi Walikota, Ahyar memang tak pernah jauh dari masyarakat. Eksponen yang telah memberikan kepercayaan kepada dirinya selama 27 tahun di pemerintahan.

Pergerakan politik Ahyar matang. Menurutnya, keputusan untuk maju atau tidak itu tergantung pada beberapa faktor.

"Kita kan masih lihat, tidak serta merta asal maju saja, tetapi kita lihat variabel lain, jika kita masih dipercaya dan punya kemampuan, kenapa tidak," tandasnya.

Berdasar pengetahuan dan pengalamannya, Ahyar menyebutkan setidaknya ada tiga faktor mendasar yang mesti ia pertimbangkan untuk mengambil langkah politik ke depan. Instrumen pertama itu menurut Ahyar ialah soal panggilan masyarakat.

Baca Juga: Setelah Kasus CPNS, Jaksa EP di Mataram Kembali Dilaporkan Terkait Pelanggaran Disiplin

"Inikan bergantung nanti pada tingkat harapan masyarakat (elektabilitas). Kalau masyarakat percaya dan memberikan dukungan, kenapa tidak, itu modal yang besar," katanya.

Load More