- Ekspor vanili Bali melonjak drastis, capai Rp28,7 miliar pada triwulan ketiga 2025.
- Total ekspor vanili Januari-September 2025 mencapai 126 ton, senilai Rp56,5 miliar.
- Vanili Bali diminati global karena kualitas tinggi; Indonesia produsen terbesar kedua.
SuaraBali.id - Komoditas Vanili di Bali mengalami peningkatan ekspor sepanjang Juli-September 2025 atau triwulan ketiga tahun ini.
Lonjakan ini dicatat Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Bali.
Menurut Kepala Balai Karantina Bali Heri Yuwono pada triwulan ketiga nilai ekspor vanili yang diolah di Bali dan mereka sertifikasi mencapai Rp28,7 miliar.
Lonjakan drastis ini awalnya pada triwulan I Rp14 miliar, dan terjadi sedikit penurunan pada triwulan II yang nilainya Rp13 miliar.
Baca Juga:Aksi Bersih Pantai Mertasari, Tekankan Pengelolaan Sampah dan Edukasi Lingkungan Berkelanjutan
“Nilai itu meningkat terutama pada triwulan ketiga ini, pada triwulan pertama jumlahnya sekitar Rp14 miliar, sedangkan triwulan ketiga ini sebanyak Rp28,7 miliar," ucap Heri Yuwono.
Dari lonjakan ini, Balai Karantina Bali mencatat sejak Januari-September 2025 ekspor vanili totalnya mencapai berat 126 ton dengan total nilai ekspor sebesar Rp56,5 miliar.
Balai Karantina Bali melacak beberapa negara tujuan ekspor vanili dari Pulau Dewata diantaranya adalah Amerika Serikat, Australia, Jerman, dan Jepang, sementara produksinya di Bali berasal mayoritas dari perkebunan di Kabupaten Tabanan.
Melihat tren positif ini, Heri Yuwono memastikan pihaknya akan memberikan pelayanan terbaik untuk kelancaran ekspor vanili dan komoditas karantina lainnya.
Untuk vanili sendiri merupakan salah satu komoditas ekspor yang sangat menjanjikan menurutnya, sebab si emas hijau dari Indonesia tersebut memiliki kadar vanili yang tinggi dan aroma yang kuat.
Baca Juga:Kisah Turis China Berjanji Akan Kembali ke Bali Setelah Tasnya Sempat Hilang Saat Naik Kapal
“Tak heran kalau banyak diminati, Indonesia juga menjadi produsen vanili terbesar kedua di dunia setelah Madagaskar,” ujarnya.
Selain komoditas vanili sendiri, badan karantina belakangan memotret tingginya ekspor komoditas kopi dan manggis asal Bali yang mereka sertifikasi.
Balai karantina berkomitmen mendukung program prioritas pemerintah yaitu mendukung ketahanan pangan serta perdagangan global.
"Peningkatan layanan melalui digitalisasi, peningkatan SDM, analisis laboratorium yang berkualitas, juga sinergi antar-lembaga terutama di tingkat daerah akan terus kami lakukan, termasuk pendampingan pelaku usaha agar komoditasnya memenuhi persyaratan karantina negara tujuan," ujarnya. [ANTARA]