Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Mer—de—ka!
Baca Juga:Danton Nge-Lag, Pasukan Baris Berbaris Ini Jalan Tanpa Komando
Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih dikandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap sedia
Baca Juga:Sejarah Dan Makna Tari Janger yang Populer di Bali
Membela negara kita
(Ulangi dari bait pertama)
Makna Mendalam di Balik Lirik yang Penuh Semangat
Setiap bait dalam lagu "Hari Merdeka" memiliki makna yang kuat dan relevan hingga saat ini:
- Penegasan Sejarah: Lirik "Tujuh belas Agustus tahun empat lima, itulah hari kemerdekaan kita" adalah sebuah deklarasi yang tegas dan tidak bisa diganggu gugat mengenai hari lahirnya Indonesia sebagai negara yang berdaulat.[4]
- Kemerdekaan Menyeluruh: Frasa "Hari merdeka nusa dan bangsa" menekankan bahwa kemerdekaan ini bukan hanya milik sebuah wilayah (nusa) tetapi juga milik seluruh rakyat (bangsa) dari Sabang sampai Merauke.
- Komitmen Abadi: Bagian "Sekali merdeka tetap merdeka, selama hayat masih dikandung badan" adalah sumpah dan janji setiap anak bangsa untuk menjaga kemerdekaan sampai akhir hayat. Ini adalah pesan bahwa perjuangan belum selesai setelah proklamasi, melainkan beralih ke perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan.[4]
- Siap Sedia Membela Negara: Lirik "Kita tetap setia tetap sedia, mempertahankan Indonesia, membela negara kita" adalah seruan untuk seluruh rakyat agar selalu waspada dan siap berkorban demi keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Profil Singkat Pencipta: H. Mutahar
Husein Mutahar (lahir di Semarang, 5 Agustus 1916 – meninggal di Jakarta, 9 Juni 2004) adalah tokoh multitalenta.[3][5] Selain dikenal sebagai pencipta lagu-lagu nasional seperti "Hari Merdeka" dan "Syukur", ia juga merupakan sosok penting dalam sejarah kepanduan Indonesia dan pendiri Paskibraka (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka).