SuaraBali.id - Tari Janger adalah tarian dari daerah Bali yang merupakan tari tradisional yang sampai saat ini masih dilestarikan. Tari Janger diperkirakan berasal dari abad ke-18. Tarian ini awalnya dilakukan oleh para petani di Bali saat sedang istirahat dari pekerjaan mereka. Seiring waktu, Tari Janger berkembang menjadi tarian pertunjukan yang populer.
Makna Tari Janger adalah tarian pergaulan yang melambangkan kegembiraan, kebersamaan, dan keharmonisan. Tarian ini dilakukan dengan gerakan lincah dan dinamis, menggabungkan langkah-langkah kaki cepat, putaran, dan lompatan. Penari menari dalam formasi garis, berpasangan, atau berkelompok.
Pada tari Janger, penari mengenakan busana tradisional Bali yang disebut "kamen" (kain panjang) dan "badong" (baju tanpa lengan). Penari perempuan biasanya juga mengenakan "selendang" dan "makuta" (hiasan kepala).
Mereka pun menari diiringi oleh musik gamelan Bali yang terdiri dari berbagai alat musik seperti gong, gendang, dan suling.
Baca Juga:Bahlil Sudah Buka Peluang Investasi Fasilitas Penunjang LRT di Bali Meski Belum Dibangun
Salah satu keunikan Tari Janger adalah adanya "topeng" yang dikenakan oleh salah satu penari. Topeng ini biasanya berwujud wajah manusia, hewan, atau tokoh mitologi. Penari bertopeng berperan sebagai tokoh lucu yang mengundang tawa penonton.
Selain sebagai hiburan, Tari Janger juga memiliki nilai filosofis. Tarian ini mengajarkan tentang pentingnya kebersamaan, harmoni, dan menjaga tradisi budaya.
Tari Janger sering ditampilkan dalam berbagai acara budaya dan festival di Bali, seperti upacara adat, pernikahan, dan pertunjukan pariwisata.