Kondisi Terkini Balita di Bima yang Terpaksa Amputasi Tangan Diduga Malpraktik

Tragedi ini diduga berawal dari kesalahan penanganan medis di Puskesmas Bolo, saat Arumi menjalani perawatan pada awal April 2025.

Eviera Paramita Sandi
Selasa, 17 Juni 2025 | 20:19 WIB
Kondisi Terkini Balita di Bima yang Terpaksa Amputasi Tangan Diduga Malpraktik
Balita Arumi Aghnia Azkayra bersama ibunya saat keluar dari ruang operasi . [Suara.com/Buniamin]

SuaraBali.id - Balita Arumi Aghnia Azkayra berusia 1 tahun 4 bulan asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB)  harus kehilangan tangan kanannya.

Pasalnya, Arumi yang tinggal di Desa Tambe, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat itu harus menjalani amputasi tangan kanan akibat infeksi parah yang menyerang lengan mungilnya.

Tragedi ini diduga berawal dari kesalahan penanganan medis di Puskesmas Bolo, saat Arumi menjalani perawatan pada awal April 2025.

Andika Putra, ayah Arumi menceritakan kejadian yang menimpa anaknya. Pada bulan April lalu Arumi hanya mengalami keluhan ringan.

Baca Juga:Kasus Perkawinan Anak di NTB Paling Banyak Terjadi di Bima, Apa Sebabnya?

Namun kondisinya justru memburuk setelah mendapat penanganan di puskesmas.

Tangan kanan Arumi berubah menjadi kehitaman, menandakan adanya infeksi serius.

Upaya medis terakhir yang bisa dilakukan adalah amputasi, untuk mencegah infeksi menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Peristiwa ini menyisakan luka mendalam bagi keluarga dan memicu sorotan tajam terhadap kualitas pelayanan kesehatan di tingkat pertama, terutama dalam menangani pasien usia dini.

Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat (Dinkes NTB) memfasilitasi pertemuan antara keluarga Arumi Aghnia Azkayra dengan sejumlah pihak.

Baca Juga:Jelang Idul Adha, Harga Kebutuhan Pokok di Mataram Mulai Naik

Pelaksana Harian Kepala Dinkes Provinsi NTB, Tuti Hermawati, mengatakan langkah tersebut dilakukan sebagai bentuk perhatian dan upaya mencari solusi terbaik bagi keluarga korban.

"Kami berharap ada jalan terbaik yang bisa ditempuh secara kekeluargaan,” katanya.

Selain melakukan mediasi, Dinas Kesehatan Provinsi NTB juga membantu penangan lanjutan terhadap pasien. Operasi terhadap pasien Arumi dilakukan pada Selasa (17/6/2025).

"Kami berharap operasi ini bisa berjalan lancar,” katanya.

Sementara terkait dengan adanya dugaan malpraktik, Tuti menegaskan tidak memiliki kewenangan terhadap hal tersebut. Karena untuk dugaan tersebut ada proses hukum tersendiri.

“Tapi kasus ini menjadi pelajaran penting bagi kami untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, terutama di tingkat fasilitas layanan dasar,” tegasnya.

Sementara itu, ibu kandung pasien, Marliana usia menemani anaknya di ruang operasi mengatakan bersyukur tindakan yang dilakukan berjalan lancar.

Operasi kedua balita asal Bima, Arumi Aghnia Azkyra di RSUD Provinsi NTB berjalan lancar. Pelaksanaan operasi dimulai sekitar pukul 13.30 wita di Gedung trauma Center RSUD Provinsi NTB, Selasa (17/6) siang.

Meski ada rasa tegang karena kulit balita yang masih sangat tipis. Operasi yang dijalankan balita tersebut merupakan kedua kalinya.

Di dalam ruang, dokter melakukan operasi kurang lebih selama satu jam. 

“Alhamdulilah. Meksi ada tegang tadi. Berjalan lancar,” katanya.

Ia menceritakan, selama dalam ruangnya tidak rewel selama proses. Menurutnya, anaknya sudah mulai beradaptasi dengan suasana rumah sakit.

“Tidak ada pengambilan daging. Cuma kan karena kulit tipis di bagian selangkangan. Tapi ya tidak terlalu bagaimana,” ungkapnya.

Setelah operasi, pasien akan tetap berada di rumah sakit sekitar dua pekan ke depan. Karena setelah tindakan tersebut perlu ada pemulihan dan pengawasan dari petugas kesehatan.

“Kita lihat kondisi Arumi dulu. Kalau memang sudah membaik kita akan kembali ke Bima. Kalau belum ya kita menetap di sini. Karena yang terpenting kan kesehatan Arumi,” tegasnya.

Sementara terkait dengan hasil mediasi di kantor Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Senin (16/6) kemarin, kedua orangtua menyerahkan kepada kuasa hukum.

“Kalau itu kuasa hukum. Saya serahkan ke kuasa hukum,” katanya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, tangan kanan balita berusia satu tahun dua bulan itu bengkak akibat pemasangan jarum infus menyusul gejala demam tinggi dan batuk.

Setibanya di puskesmas, tim medis langsung mengambil tindakan berupa pemasangan cairan infus, namun tak berselang lama tangan korban mengalami pembengkakan.

Selama tiga hari dirawat di Puskesmas Bolo, kondisi pasien tak kunjung membaik, tangannya semakin membengkak dan bernanah sehingga harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sondosia.

Meski mendapat penanganan intensif dari tim medis RSUD Sondosia, kondisi pasien tak kunjung membaik.

Setelah menjalani operasi di RSUD Bima, pihak keluarga disarankan membawa pasien ke RSUP NTB untuk mengecek kondisi jari jemarinya masih berfungsi atau tidak.

Di sana, tim medis kemudian mengobservasi luka pada bagian tangan Aruni yang kondisinya sudah menghitam.

Kontributor Buniamin

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini