Jelang Idul Adha, Harga Kebutuhan Pokok di Mataram Mulai Naik

Jelang Idul Adha, harga kebutuhan pokok di pasar tradisional Mataram naik, terutama komoditas pertanian seperti cabai, bawang, dan tomat.

Eviera Paramita Sandi
Selasa, 03 Juni 2025 | 16:38 WIB
Jelang Idul Adha, Harga Kebutuhan Pokok di Mataram Mulai Naik
Para pedagang di Pasar Kebon Roek Mataram, Nusa Tenggara Barat [Suara.com/Buniamin]

SuaraBali.id - Jelang hari raya Idul Adha, harga kebutuhan pokok di pasar tradisional di Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat merangkak naik.

Kenaikan ini paling dirasakan pada komoditas pertanian.

Salah seorang pedagang di Pasar Tradisional Kebon Roek Ampenan Kota Mataram, Agus mengaku kenaikan harga kebutuhan pokok sudah terjadi beberapa minggu terakhir.

Apalagi jelang Hari Raya Idul Adha ini, harga kebutuhan pokok terutama komoditas pertanian merangkak naik.

Baca Juga:Kota Mataram Darurat Sampah, Bau Busuk Dimana-mana Jadi Keluhan

“Pada naik saja ini. Cabai, bawang merah, tomat apalagi tinggi sekali harganya,” katanya.

Disebutkannya, harga tomat saat ini sangat tinggi yaitu mencapai Rp35 ribu per kilogram.

Padahal biasanya harga salah satu komoditas pertanian ini yaitu hanya Rp10 ribu per kilogram.

Tidak hanya tomat, bumbu dapur lainnya yang juga mengalami hal yang sama yaitu cabai yaitu Rp60 ribu per kilogram.

“Biasanya cabai itu Rp35 ribu per kg. Sekarang naik. Bawang merah juga masih tinggi harganya mencapai Rp55 ribu per kg. Biasanya ini Rp35-40 ribu per kg,” katanya.

Baca Juga:Tuan Guru Bajang Hadir di Kedubes Vatikan Berikan Penghormatan Terakhir untuk Paus Fransiskus

Ia mengaku tidak mengetahui secara pasti faktor kenaikan harga ini. Menurutnya, selain karena stok adanya pertukaran barang.

“Yang perlu ditanya itu di pelabuhan. Jadi barang di Lombok dikirim terus didatangkan dari daerah lain ke sini,” katanya.

Menurut Agus, kenaikan harga kebutuhan pokok ini juga berpengaruh terhadap jumlah pembelian.

Karena biasanya, omset yang diperoleh mencapai Rp 4 juta per hari namun saat ini menurun drastis hingga Rp500 ribu hingga Rp 1,5 juta per hari.

“Turun omzet kita. Karena jumlah pembelian yang menurun. Karena kenaikan harga jadi pembeli hanya beli seperlunya saja,” ungkap Agus.

Jika dibandingkan dengan Hari Raya Idul Adha tahun sebelumnya, omset yang diperoleh jauh lebih tinggi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini