Tradisi Unik Lebaran di Lombok: Tradisi Tiu Sampai Lebaran Topat

Warga Lombok Timur merayakan Idul Fitri dengan adat Tiu (menunggang kuda). Di Mataram, Lebaran Topat (Ketupat) disiapkan di makam keramat, rayakan silaturahmi.

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 02 April 2025 | 10:12 WIB
Tradisi Unik Lebaran di Lombok: Tradisi Tiu Sampai Lebaran Topat
Warga menunggang kuda pada acara adat Tiu di Desa Jantuk, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi NTB, Selasa (1/4/2025) (Istimewa- Warga Desa Jantuk)

Persiapan Lebaran Topat

Sementara itu Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, tahun ini kembali menyiapkan kegiatan perayaan "Lebaran Topat" atau Ketupat 1446 Hijriah/2025, yang dirayakan seminggu setelah Idul Fitri, pada dua lokasi makam keramat di kota itu.

Menurut Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana dua makam keramat yang menjadi lokasi perayaan Lebaran Ketupat yakni di Makam Bintaro di Kecamatan Ampenan, dan Makam Loang Baloq di Kecamatan Sekarbela.

"Tahun ini, kami tetap menggelar perayaan Lebaran Ketupat dijadwalkan Senin (7/4-2025), di dua makan keramat. Untuk penanggung jawab kegiatan itu ada di masing-masing camat," katanya.

Baca Juga:Mudik dari Bali Sempat Terjebak Macet Tapi Komunikasi Lancar Bebas Hambatan

Hikmah dari perayaan lebaran Topat ini adalah upaya menyatukan silaturahim agar semangat suka cita tetap terjaga.

Bukan hanya antarumat Muslim, melainkan juga antaragama dan lintas budaya.

"Selain itu, Lebaran Ketupat sebagai upaya menjaga tradisi leluhur, karena dalam perayaannya sarat dengan kegiatan religi," katanya.

Selain itu perayaan Lebaran Ketupat dirangkaikan dengan kegiatan ziarah makam para ulama, selakaran, zikir, "ngurisan" (cukur rambut bayi) dan doa kepada Allah SWT.

Rangkaian terakhir "Lebaran Topat" adalah "begibung" atau makan bersama tokoh agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat umum lainnya yang hadir sebagai bentuk mempererat silaturahim.

Baca Juga:Kronologi Warga Terkena Ledakan Petasan 8 Kilogram, Diotak-atik Langsung Terpental

"Apa yang sudah ulama dan leluhur warisi, kita tanamkan dan ikuti termasuk menjaga ikatan silaturahim dan nilai-nilai syariat Agama Islam," katanya.

Namun demikian, masyarakat diimabu agar tidak berlebihan saat merayakan Lebaran Ketupat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Mari kita laksanakan perayaan bulan Syawal dengan tradisi Lebaran Ketupat dengan penuh tanggung jawab bersama keluarga dan tidak merugikan orang lain," katanya.

Kawasan pantai menjadi titik paling ramai pengunjung saat perayaan Lebaran Ketupat di Kota Mataram, seperti di Pantai Gading, Mapak Indah, Loang Baloq, Tanjung Karang, Pantai Ampenan, Pantai Pura Segare, Bintaro, hingga ke Pantai Meninting.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini