"Setiap gelaran adat Tiu digelar, warga keturunan Desa Jantuk yang tinggal di luar daerah pulang untuk memeriahkan gelaran adat Tiu," katanya.
Sebelum menunggang kuda warga akan berkumpul dan silaturahim, bersalam-salaman serta bermaaf-maafkan dalam kesempatan Idul Fitri.
Kegiatan ini pun mendapat pengamanan dari aparat.
Kapolsek Sukamulia AKP Fathurrahman membenarkan bahwa kegiatan adat Tiu dikawal polisi dan pemerintah desa.
Baca Juga:Mudik dari Bali Sempat Terjebak Macet Tapi Komunikasi Lancar Bebas Hambatan
"Kami salut dengan masyarakat Jantuk, yang ikut mengamankan kegiatan adat Tiu tersebut," katanya.
Persiapan Lebaran Topat
Sementara itu Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, tahun ini kembali menyiapkan kegiatan perayaan "Lebaran Topat" atau Ketupat 1446 Hijriah/2025, yang dirayakan seminggu setelah Idul Fitri, pada dua lokasi makam keramat di kota itu.
Menurut Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana dua makam keramat yang menjadi lokasi perayaan Lebaran Ketupat yakni di Makam Bintaro di Kecamatan Ampenan, dan Makam Loang Baloq di Kecamatan Sekarbela.
"Tahun ini, kami tetap menggelar perayaan Lebaran Ketupat dijadwalkan Senin (7/4-2025), di dua makan keramat. Untuk penanggung jawab kegiatan itu ada di masing-masing camat," katanya.
Baca Juga:Kronologi Warga Terkena Ledakan Petasan 8 Kilogram, Diotak-atik Langsung Terpental
Hikmah dari perayaan lebaran Topat ini adalah upaya menyatukan silaturahim agar semangat suka cita tetap terjaga.