Bisnis Solar Bersubsidi Ilegal di Bali, 4 Orang Ini Raup Keuntungan Nyaris Rp 2 Miliar

Empat tersangka di Bali ditangkap karena menyalahgunakan solar subsidi. Mereka menjual 88 ribu liter solar.

Eviera Paramita Sandi
Selasa, 11 Maret 2025 | 15:56 WIB
Bisnis Solar Bersubsidi Ilegal di Bali, 4 Orang Ini Raup Keuntungan Nyaris Rp 2 Miliar
Mobil tangki yang digunakan pelaku penyalahgunaan solar bersubsidi di Bali (suara.com/Putu Yonata Udawananda)

SuaraBali.id - Empat orang tersangka diamankan karena menjadi pelaku penyalahgunaan solar bersubsidi di Bali. Mereka bersekongkol untuk memperoleh ribuan liter solar bersubsidi untuk dijual ke Pengusaha Tambang Pasir dengan harga yang lebih mahal.

Empat tersangka berinisial SDS, IMSA, IMP, dan AAGA saling bekerja sama untuk melancarkan praktik tersebut.

SDS berperan sebagai sopir sebuah mobil tangki yang dimiliki IMSA. Mobil tangki tersebut telah dimodifikasi untuk memasukkan tangki ke dalam bak truk. Kemudian, SDS diminta membeli 5 ribu liter solar bersubsidi dari SPBU 54.801.08.

Untuk memperoleh solar bersubsidi tersebut, SDS menggunakan beberapa barcode yang diberikan dari IMSA.

Baca Juga:Pesawat Airfast Sudah Dipindah, Runway Bandara Ngurah Rai Bali Dibuka Kembali

Solar tersebut sudah dipesan oleh IMP melalui IMSA. Dari sana, solar kemudian dibawa ke gudang penampungan milik AAGA yang berada di Denpasar Selatan, Kota Denpasar.

“Dengan menggunakan barcode berbeda kemudian setelah penuh 5.000 liter, (SDS) melaporkan kepada tersangka IMSA dan mengirimkan kepada tersangka AAGA,” ujar Direktur Tindak Pidana (Dirtipidter) Bareskrim Polri, Brigjen Pol Nunung Syaifuddin saat konferensi pers di Sukawati, Kabupaten Gianyar, Selasa (11/3/2025).

“IMP adalah orang yang membeli solar subsidi yang dibawa oleh tersangka SDS dari IMSA dan membayar kepada IMSA,” imbuhnya.

IMP menjual solar bersubsidi tersebut dijual dengan harga Rp12 ribu per liternya kepada AAGA. Sehingga, bahan bakar dalam satu tangki bervolume 5 ribu liter itu dijual seharga Rp60 juta kepada AAGA. Rencananya solar tersebut akan dikirim ke tambang pasir yang ada di Kabupaten Karangasem.

Dalam hasil penyelidikan, polisi menyebut jika praktik ilegal tersebut telah berlangsung selama tiga bulan sejak Januari 2025 lalu. Selama kurun waktu itu, mereka mengumpulkan lebih dari 88 ribu liter solar.

Baca Juga:Profil Pesawat Airfast yang Mendarat Darurat di Bali, Biasa Digunakan Karyawan Freeport

“Selama kurun waktu tiga bulan dari bulan Januari sampai bulan Maret 2025 dengan jumlah solar subsidi yang telah dibeli dari SPBU dan dikumpulkan sebanyak 88.420 liter,” papar Nunung.

Sehingga, tersangka mendapatkan keuntungan Rp1,9 miliar dari praktik penyalahgunaan solar bersubsidi tersebut.

Akibat perbuatannya, mereka terancam dikenakan Pasal 55 Undang-undang nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Para tersangka terancam dikenakan hukuman maksimal enam tahun dan denda paling banyak Rp60 miliar.

Kontributor : Putu Yonata Udawananda

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak