SuaraBali.id - Kinerja usaha di Pulau Dewata Bali tetap kuat pada triwulan III-2024 karena dipicu musim liburan sehingga mendongkrak perekonomian daerah.
“Terjaganya permintaan masyarakat terkait pariwisata sejalan dengan periode puncak liburan Juli-Agustus,” kata Kepala Perwakilan BI Bali Erwin Soeriadimadja, Jumat (1/11/2024).
Hasil ini terkonfirmasi dari survey bank sentral yang menyebut geliat dunia usaha di Bali (SKDU) yang mencerminkan usaha di Bali tergolong tangguh dengan indeks mencapai 65,08 persen.
Saldo bersih itu tercatat meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 40,60 persen.
Baca Juga:Air Busan Mendarat Perdana di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Pangsa Korsel Semakin Ramai
Menurut BI, lapangan usaha yang menggeliat tersebut diantaranya perdagangan dan penyediaan akomodasi dan makan minum, real estat dan konstruksi yang meningkat sejalan dengan berlanjutnya proyek pemerintah dan swasta pada triwulan III-2024.
Sedangkan pertanian mengalami penurunan sejalan berakhirnya panen raya komoditas padi yang mencapai puncaknya pada triwulan II-2024.
Kegiatan usaha di Bali hingga tutup tahun di proyeksi akan tumbuh positif terutama didorong oleh capaian usaha transportasi dan pergudangan yang diperkirakan tumbuh seiring memasuki libur Natal dan tahun baru 2025.
Selain itu, sektor pertanian juga diprediksi mengalami peningkatan seiring masuknya musim panen pada komoditas utama seperti padi pada triwulan IV-2024.
BI menjelaskan SKDU merupakan survei triwulanan bank sentral itu yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kondisi keuangan dunia usaha, memberikan indikasi arah perkembangan perekonomian, serta menyediakan informasi tentang ekspektasi pelaku usaha terhadap perkiraan inflasi.
Baca Juga:Bandara Bali Utara Jadi Solusi Pariwisata? Debat Sengit Pilgub Bali Ungkap Dua Pandangan Berbeda
Pelaksanaan survei di Bali dilakukan terhadap 130 pelaku usaha yang tersebar di seluruh Pulau Dewata yang mewakili 17 kategori lapangan usaha. (ANTARA)