Dewan di DPRD Bali Minta Cabut Izin FINSS Beach Club Buntut Aksi Kembang Api Saat Upacara Adat

Menurut Parta, investor harus menghormati adat dan budaya Bali yang jadi roh dari pariwisata Bali.

Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 19 Oktober 2024 | 10:22 WIB
Dewan di DPRD Bali Minta Cabut Izin FINSS Beach Club Buntut Aksi Kembang Api Saat Upacara Adat
Pesta kembang api Finss Beach Club saat umat Hindu menggelar ritual keagamaan di Pantai Berawa, Kuta Utara, Badung, Bali [Tangkap Layar]

SuaraBali.id - Atraksi kembang api yang dilakukan FINSS Beach Club saat prosesi mendak dewata-dewati di Pantai Berawa, Desa Tibubeneng, Kuta Utara mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak.

Hal ini juga mendapat sorotan dari Anggota DPR RI Nyoman Parta. Ia meminta pejabat daerah tidak diam.

Selain itu ia juga meminta tindakan tegas dari Pemprov Bali, DPRD Bali, Pemerintah Kabupaten Badung dan DPRD Badung kepada pihak Finss Beach Club yang menghidupkan kembang api di dekat umat yang sedang menggelar upacara keagamaan.

"Pj Gubenur jangan diam, anggota Dewan Bali jangan diam, Pj Bupati Badung, anggota Dewan Badung jangan diam," ujar Parta, Kamis (17/10/2024).

Baca Juga:Mengapa Hari Raya Kuningan Hanya Dirayakan Sampai Tengah Hari?

Menurut Parta, investor harus menghormati adat dan budaya Bali yang jadi roh dari pariwisata Bali. Budaya itu dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Bali dengan mendedikasikan waktu, tenaga dan ekonomi.

"Tanpa tradisi, adat dan budaya ini, Bali tidak akan menjadi magnet pariwisata dunia," ujar dia.

Ia juga menambahkan investor jangan hanya mencari nafkah di Bali, tapi tidak menghormati sumber dari nafkah mereka.

Tindakan yang terajdi di Pantai Berawa ini sudah sangat di luar batas. Parta pun meminta agar pemerintah daerah memberikan sanksi tegas untuk manajemen Beach Club yang mengganggu kekhusyukan upacara yang digelar umat Hindu itu.

"Beri teguran keras pengusahanya, bila diperlukan cabut izinnya," tandas Parta.

Baca Juga:Sejarah Dan Tradisi di Hari Raya Kuningan

"Jangan semua dibiarkan terjadi, jangan semua dibolehkan di Bali, nanti kita bisa kehilangan semuanya, kita akan disepelekan jadi manusia Hindu Bali. Ada pendeta lagi memuja apa tidak bisa diundur beberapa menit untuk nyalakan kembang api," imbuhnya.

Kejadian ini menurutnya adalah contoh buruk kegiatan pariwisata dan diharapkan tidak terulang kembali.

"Bali di kenal karena tradisi, adat dan budaya yang bernafaskan Hindu, jadi marilah hormati. Karena itu merupakan roh dari pariwisata Bali,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak