SuaraBali.id - Hari Raya Kuningan merupakan salah satu perayaan terpenting dalam kalender Hindu Bali. Perayaan ini dirayakan setiap enam bulan sekali, tepatnya pada hari kesepuluh setelah Hari Raya Galungan. Kuningan memiliki makna yang mendalam bagi umat Hindu Bali, sebagai momen untuk menghormati leluhur dan para dewa.
Hari raya Kuningan tahun ini akan diperingati pada 5 Oktober 2024. Upacara hari raya Kuningan jatuh pada hari Sabtu Kliwon Wuku Kuningan.
Istilah Kuningan berasal dari kata "uning" yang artinya "ingat". Kuningan juga berasal dari kata "kuning" yang artinya "makmur".Selain itu, Kuningan juga dapat diartikan sebagai "kauningan" yang artinya mencapai peningkatan spiritual dengan cara introspeksi agar terhindar dari mara bahaya.
Hari raya Kuningan dirayakan oleh umat Hindu sejak sekitar 1.200 tahun yang lalu. Berdasarkan Lontar Purana Bali Dwipa, Kuningan pertama kali dirayakan tahun 882 Masehi.
Baca Juga:Perusahaan Asal China Jajaki Proyek Pengelolaan Sampah di Bali
Pada hari raya Kuningan, banten (sesajen) yang dihaturkan umat Hindu harus dilengkapi dengan nasi yang berwarna kuning. Tujuannya adalah sebagai tanda terima kasih atas kesejahteraan dan kemakmuran yang dilimpahkan oleh Hyang Widhi Wasa.
Tradisi dan Ritual Hari Raya Kuningan
Perayaan Kuningan di Bali diwarnai dengan berbagai tradisi dan ritual yang penuh makna. Beberapa di antaranya adalah:
Melasti: Ritual membersihkan diri dan lingkungan dengan menggunakan air suci dari sumber-sumber tertentu.
Bhakti: Kegiatan berdoa dan melakukan puja kepada para dewa.
Baca Juga:Baru Dibuka, Museum Saka di Bali Sudah Jadi Salah Satu Tempat Terbaik di Dunia
Menyambut Kuningan biasanya masyarakat Bali mempersiapkan diri dengan membersihkan rumah dan lingkungan, serta membuat berbagai macam makanan khas untuk perayaan.