Mengapa Hari Raya Kuningan Hanya Dirayakan Sampai Tengah Hari?

Perayaan ini dirayakan setiap enam bulan sekali, tepatnya pada hari kesepuluh setelah Hari Raya Galungan.

Eviera Paramita Sandi
Selasa, 01 Oktober 2024 | 11:32 WIB
Mengapa Hari Raya Kuningan Hanya Dirayakan Sampai Tengah Hari?
ILUSTRASI - Artis Happy Salma dan suami saat Rayakan Hari Raya Kuningan. (Instagram/@happysalma)

SuaraBali.id - Bagi umat Hindu, Hari Raya Kuningan melambangkan kemenangan dharma (kebaikan) atas adharma (kejahatan). Perayaan ini juga merupakan simbol kemenangan para dewa atas para asura (makhluk jahat).

Kuningan adalah saat untuk bersyukur atas segala berkat yang telah diterima dan memohon perlindungan dari para dewa untuk masa mendatang.

Perayaan ini dirayakan setiap enam bulan sekali, tepatnya pada hari kesepuluh setelah Hari Raya Galungan.

Hari raya Kuningan tahun ini akan diperingati pada 5 Oktober 2024. Upacara hari raya Kuningan jatuh pada hari Sabtu Kliwon Wuku Kuningan.

Baca Juga:Awal Mula Keributan Buruh Proyek Dengan Warga Kuta Selatan Hingga Kulkul Bulus Berbunyi

Hari raya Kuningan tidak boleh dilakukan melewati jam 12 siang karena umat Hindu mempercayai para Dewa, Bhatara, diiringi oleh para Pitara yang turun ke bumi hanya sampai tengah hari saja.

Selain itu, pelaksanaan upacara Hari Raya Kuningan yang dilakukan sebelum tengah hari juga memiliki makna tersendiri. Batasan tersebut merupakan waktu bagi energi alam semesta (panca mahabhuta: pertiwi, apah, bayu, teja, akasa) untuk bangkit, yaitu mulai pagi hingga mencapai klimaksnya di bajeg surya (tengah hari).

Setelah lewat bajeg surya disebut masa pralina (pengembalian ke asalnya) atau juga dapat dikatakan pada masa itu energi alam semesta akan menurun dan pada saat sanghyang surya mesineb (malam hari) adalah saatnya beristirahat (tamasika kala).

Pada hari raya Kuningan juga dibuat nasi kuning sebagai lambang kemakmuran dan dihaturkan sesajen-sesajen sebagai tanda terima kasih dan suksmaning idep kita sebagai manusia yang menerima anugerah dari Sang Hyang Widhi.

Berdasarkan penjelasan tersebut, hari raya Kuningan bermakna sebagai pengingat bagi umat Hindu untuk selalu ingat menyama braya, meningkatkan persatuan dan solidaritas sosial, serta diharapkan selalu ingat kepada lingkungan dan mengucap syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Baca Juga:Perusahaan Asal China Jajaki Proyek Pengelolaan Sampah di Bali

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini