SuaraBali.id - Krisis air bersih akibat kekeringan pada puncak musim kemarau 2024 ini mulai meluas di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kekeringan ini pun terjadi di 6 kecamatan di Lombok Tengah.
"Kekeringan ini mulai meluas dan telah terjadi pada enam kecamatan di Lombok Tengah," kata
Kekeringan ini terjadi di Kecamatan Praya Timur, Pujut, Praya Barat, Praya Barat Daya, Jonggat, dan Praya.
Baca Juga:Panas, Suhu Udara di NTB Capai 37 Derajat Celcius, BMKG Ingatkan Soal Badai Matahari
"Di Kota Praya juga terdampak, sehingga kami menyalurkan bantuan air bersih kepada warga," kata kepala BPBD Lombok Tengah Ridwan Maruf di Lombok Tengah, Rabu (16/10/2024)
Sedangkan di Kecamatan Kopang, Batukliang, Batukliang Utara, Pringgarata, dan Kopang, yang dekat dengan sumber mata air masih aman.
Penyebab kekeringan di Kota Praya ini tidak hanya dampak musim kemarau, namun berkurang debit air PDAM kepada para pelanggan, sehingga dilakukan sistem bergilir.
"Warga yang paling banyak mengajukan permintaan air bersih ada di Kecamatan Jonggat," katanya.
Menurutnya, permintaan air bersih saat ini cukup banyak, namun stok untuk bantuan air bersih dipastikan cukup dan belum membutuhkan bantuan air bersih dari pemerintah pusat dan pihak swasta lainnya yang ikut menyalurkan air bersih kepada masyarakat.
Baca Juga:Polres Sebut Kesulitan Cari Data WNA China yang Terlibat Tambang Emas Ilegal
"Setiap hari kami menyalurkan air bersih kepada masyarakat secara bergilir sesuai permintaan," katanya.
Adapun jumlah air bersih yang sudah disalurkan kepada masyarakat dari Juli hingga September itu sekitar 77 tangki untuk warga yang ada di enam kecamatan tersebut.
"Status Lombok Tengah telah ditetapkan darurat kekeringan hingga Desember 2024," katanya.
Ia mengatakan kondisi saat ini memang terjadi hujan, namun hujan yang turun hanya membasahi tanah atau belum bisa menambah debit sumber mata air maupun sumur warga.
"Semoga cuaca bersahabat dan hujan lebih cepat turun, sehingga warga tidak lagi kekurangan air bersih," katanya. (ANTARA)