SuaraBali.id - Calon presiden (Capres) nomor urut 01 Anies Rasyid Baswedan menggelar rapat umum atau kampanye di Kota Mataram. Kampanye tersebut dihadiri ribuan pendukung dan banyak yang membawa anak-anak.
Hal itu disampaikan juru bicara (Jubir) pasangan AMIN, Zulkieflimansyah, Selasa (06/02/2024).
“Ini tidak bisa dihindari. Walaupun sudah ada larangan,” katanya.
Ia mengatakan keterlibatan anak-anak pada masa kampanye sulit dihindari. Pasalnya, para orang tua yang membawa anaknya biasanya tidak ada tempat untuk menitipkannya. Dengan kondisi tersebut para orang tua terpaksa membawanya.
Baca Juga:AWK Laporkan Caleg yang Demo ke Bawaslu, Sebut sebagai Kampanye Hitam
“Tapi orang tua tidak mungkin meninggalkan anaknya di rumah,” ucapnya.
Sementara terkait dengan adanya orang tua yang memakaikan atribut partai kepada anaknya, mantan Gubernur NTB ini mengatakan karena orang tua yang belum mengerti.
“Itu belum mengerti saja,” ujarnya.
Menurut pria yang biasa disapa Dr. Zul, untuk bisa menghadirkan demokrasi yang matang di tengah masyarakat masih membutuhkan waktu.
Alasannya, karena jika masyarakat sudah mulai paham tentang hal tersebut maka keterlibatan anak-anak bisa dicegah.
Baca Juga:Begini Tulisan Spanduk Sindir Gibran Rakabuming Saat Kampanye di Bali
“Saya kira untuk menghadirkan demokrasi yang matang masih membutuhkan waktu,” sebutnya.
Sementara itu, Anggota Bawaslu Provinsi NTB, Hasan Basri mengakui adanya anak-anak yang ikut terlibat pada kampanye Capres 01.
Akan tetapi, keterlibatan anak-anak ini disebut bukan karena ada mobilisasi melainkan disebabkan lokasi kampanye yang dekat dengan kampung warga.
“Kami tanya anak-anak rata-rata dari kampung sebelah. Tadi kami sudah himbau agar tidak melibatkan anak-anak. Himbauan kami secara tertulis dan ketemu langsung dengan pihak tkd sebelum pelaksanaan kampanye,” jelasnya.
Sementara terkait adanya anak-anak yang bawa bendera partai politik atau atribut kampanye lainnya, Hasan mengatakan atribut tersebut hanya digunakan anak-anak karena cuaca yang terik.
Ia menuturkan, setelah dihimbau, semua atribut dilepas dan sebagian anak-anak pulang. Ia mengklaim juga sempat memberikan pemberitahuan tertentu.
“Kami turun. Anak-anak kami temukan. Setelah kami kasih tau tidak boleh dan mereka mencopot atributnya. Ada yang pakai seragam SD,” sebutnya.
Menurut Hasan, pintu masuk lokasi kampanye tidak ada pembatas maka anak-anak tersebut masuk dari sebelah barat dan timur. Dengan begitu, tidak bisa diawasi semuanya.
Langkah lain yang dilakukan yaitu dengan memberikan himbauan secara rutin kepada massa kampanye melalui pengeras suara agar tidak membawa anak-anak atau menjauhkannya dari panggung utama.
Himbauan tersebut secara tertulis dan sudah diinformasikan kepada tim kampanye daerah (TKD) sebelum pelaksanaan kampanye.
Kontributor: Buniamin