Rumah yang ditempati saat ini menurut Rahmat sudah sangat layak jika dibandingkan dengan tempat tinggal sebelumnya. Dimana, lokasi rumah sebelumnya berada di dalam KEK dan tidak diizinkan untuk membangun secara permanen.
“Di sini sudah lengkap. Ada air, listrik jadi kita tinggal membawa barang-barang pribadi sesuai kebutuhan,” katanya.
Namun dengan dipindahkannya saat ini, tidak ada lagi tempat untuk bercocok tanam. Karena tidak ada lagi lahan yang bisa digarap seperti sebelumnya.
“Sebagai petani berkebun. Kalau sekarang sudah tidak ada lahan. Sekarang disini banyak yang jadi buruh proyek,” ungkapnya.
Baca Juga:PJ Gubernur NTB Anggarkan Rp 40 Miliar Untuk Rehablitasi Kantor Tapi Ditolak DPRD
Kontributor: Buniamin